Selasa 27 Feb 2018 18:38 WIB

Astra Bukukan Laba Bersih di Atas Rp 18 Triliun

Keuntungan Astra bersumber dari bisnis perbankan, alat berat, dan pertambangan.

Red: Nur Aini
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto
Foto: Halimatus Sa'diyah/Republika
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk membukukan laba bersih pada 2017 meningkat 25 persen menjadi Rp 18,881 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 15,156 triliun.

"Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada tahun 2017, Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat," kata Presiden Direktur Astra International Tbk Prijono Sugiarto dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (27/2).

Ia mengemukakan bahwa kinerja perseroan mendapatkan keuntungan signifikan dari kembalinya profitabilitas PT Bank Permata Tbk dan keuntungan yang lebih tinggi dari bisnis alat berat dan pertambangan. Kondisi ini disebabkan naiknya harga komoditas secara berkelanjutan, yang juga berdampak positif terhadap kinerja usaha divisi agribisnis.

Selain itu, ada penyesuaian terkait peningkatan kinerja PT Astra Otoparts Tbk yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari meningkatnya kinerja penjualan replacement market dan meningkatkan kontribusi laba bersih dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi dari sebelumnya meningkatnya kinerja replacement market dan penjualan ekspor, serta meningkatnya kontribusi laba bersih dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi.

Namun, kata dia, kontribusi dari bisnis otomotif menurun akibat meningkatnya persaingan di pasar mobil, yang secara keseluruhan tidak menunjukkan pertumbuhan. Kinerja operasional bisnis sepeda motor cukup stabil di tengah menurunnya pasar motor secara keseluruhan.

Pendapatan bersih Astra International Tbk pada 2017 meningkat 14 persen menjadi Rp 206,1 triliun dibandingkan dengan 2016 sebesar Rp 181,1 triliun, dengan pendapatan yang lebih tinggi diraih sebagian besar segmen bisnis. Sementara itu, nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 3.054 pada 31 Desember 2017, meningkat 10 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2016 sebesar Rp 2.765.

Pada 2018 ini, perseroan akan membagikan dividen final sebesar Rp 130 per saham dari sebelumnya Rp 122 per saham. Angka dividen akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April 2018 mendatang. Usulan dividen final itu bersama dengan dividen interim Rp 55 per saham yang akan menjadikan dividen total pada 2017 menjadi Rp 185 per saham dari sebelumnya Rp 177 per saham.

"Dividen final yang diusulkan itu berdasarkan pertimbangan meningkatnya utang pada level perusahaan induk Astra International dan rencana investasi lainnya di masa mendatang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement