REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- BNI Syariah melihat kondisi 2017 cukup menantang sehingga mereka perlu selektif menyalurkan pembiayaan. Kualitas pembiayaan sendiri terus ditekan di bawah tiga persen.
Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati menjelaskan, kondisi 2017 cukup berat. Ekonomi yang belum pulih berdampak pada nasabah. Pada paruh ke dua 2017, BNI Syariah memilih nasabah secara selektif karena itu pada kuartal empat 2017 pertumbuhan bisnis agak ditahan.
Meski begitu, sampai akhir 2017, BNI Syariah sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 23,60 triliun atau naik 15,14 persen dari 20,49 triliun di akhir 2016. Komposisi pembiayaan pada 2017 disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp 12,16 triliun (51,5 persen) dan segmen usaha kecil dan menengah sebesar Rp 5,13 triliun (21,7 persen).
Segmen komersial menyumbang Rp 4,53 triliun (19,2 persen), segmen usaha mikro Rp 1,40 triliun (5,9 persen), dan Hasanah Card Rp 371,62 miliar (1,7 persen).
"Perlahan-lahan, pembiayaan produktif yang saat ini 44 persen akan kami naikkan hingga 2020. Selain untuk distribusi risiko, juga untuk menghidupkan UMKM berbasia kewirausahaan," ungkap Dhias usai paparan kinerja kuartal empat 2017 di Kantor BNI Syariah, Selasa (27/2).
Bisnis segmen konsumer sendiri masih ditopang bisnis griya dan pembiayaan kelompok pekerja. Sementara segmen komersial pertumbuha terbesarnya pada pembiayaan infrastruktur terutama listrik, air, dan gas, disusul konstruksi, jasa sosial serta pengangkutan, komunikasi, dan pergudangan.
"Pada 2017 kami berhati-hati memberi pembiayaan sektor perdagangan terutama ritel karena ada perubahan pola konsumsi masyarakat. NPF sektor perdagang juga lumayan, sekitar empat persen," kata Dhias.
Sementara bisnis Hasanah Card pada 2018 ini BNI Syariah tata kembali segmennya. Produk ini adalah ikonik BNI Syariah karena satu-satunya kartu pembiayaan yang dimiliki bank syariah.
Pada 2017, Hasanah Card dicitrakan ulang dengan menjadi kartu yang mengakomodasi kebutuhan perjalanan dan wisata generasi milenial. Hal ini sejalan dengan fokus BNI Syariah untuk menciptakan ekosistem wisata halal terintegrasi mulai dari paket perjalanan, pembiayaan layanan dan di destinasi dan lainnya.
Di sisi kualitas pembiayaan, BNI Syariah berusaha menahan NPF di bawah tiga persen. NPF di akhir 2017 sendiri sebesar 2,89 persen dari 2,94 persen di akhir 2016. Perbaikan kualitas itu dilakukan melalui pemantauan intensif nasabah sehingga bisa cepat direstrukturisasi bila terjadi sesuatu. Begitu pula penagihan dan restrukturisasi.