Ahad 25 Feb 2018 19:28 WIB

KAI akan Normalisasi Lintasan Rel yang Terendam Banjir

KAI juga akan melakukan penambahan siklus mesin berat di lokasi yang rawan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Jalur kereta api (KA) di KM 252+5/7 antara Stasiun Ketanggungan – Ciledug, Kabupaten Cirebon, terendam banjir luapan sungai Cisanggarung, Jumat (23/2) sekitar pukul 00.13 WIB. Akibatnya, jalur tersebut tidak bisa dilalui KA sehingga mengganggu perjalanan KA.
Foto: dok. Humas Daop 3 Cirebon
Jalur kereta api (KA) di KM 252+5/7 antara Stasiun Ketanggungan – Ciledug, Kabupaten Cirebon, terendam banjir luapan sungai Cisanggarung, Jumat (23/2) sekitar pukul 00.13 WIB. Akibatnya, jalur tersebut tidak bisa dilalui KA sehingga mengganggu perjalanan KA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Agus Komarudin mengatakan pihaknya sudah menetapkan langkah-langkah untuk menangani daerah rawan. Terutama titik rawan berncana yang berpengaruh pada berlangsungnya rel kereta api.

Agus menjelaskan penanganan daerah rawan untuk rel kereta api dibagi tiga yaitu lokasi banjir, longsor, dan perlintasan sebidang. "Penanganan ini disesuaikan untuk masing-masing jenis gangguan," kata Agus kepada Republika, Ahad (25/2).

Untuk lokasi banjir, lanjut Agus, penanganan yang dilakukan yaitu normalisasi drainase sisi rel. Selanjutnya juga dilakukan dengan melakukan penambahan balas dan program ketinggian trek.

 

Agus menambahkan, selain itu KAI juga akan melakukan penambahan siklus mesin berat di lokasi yang rawan. Begitu juga dengan pembuatan saluran penyeimbang yang dibutuhkan saat menangai titik-titik rawan bencana.

Lalu untuk lokasi longsor, Agus mengatakan KAI akan memperkuat konstruksi lereng sesuai lokasi dan kebutuhan. "Di sini juga akan ditempatkan pengawasan ekstra apabila terjadi kondisi cuaca yang kurang baik," tutur Agus.

Dia memastikan KAI juga akan berkoordinasi dengan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal itu dilakukan untuk perbaikan kondisi lereng di lokasi rawan dan juga survei teknik serta desain demi mencari model penganan terbaik.

Agus menegaskan perlintasan sebidang juga menjadi salah satu persoalan yang harus ditangani. "Untuk perlintasan sebidang yang rawan, dengan secara bertahap akan ditutup," ungkap Agus.

Selain itu, saat cuaca buruk, KAI memastikan ada tim yang siaga 24 jam untuk memantau titik-titik rawan agar lebih cepat penanganannya saat terjadi kejadian berbahaya. Selain posko, lanjut Agus, KAI juga memiliki petugas pemeriksa jalur (PPJ) yang berjalan kaki memeriksa kondisi rel.

Saat ini terdapat 131 titik rawan banjir yang akan berdampak pada rel kereta api, diantaranya:

1. Daop 1 Jakarta 57 titik banjir

2. Daop 2 Bandung 6 titik banjir

3. Daop 3 Cirebon 2 titik banjir

4. Daop 4 Semarang 0 titik banjir

5. Daop 5 Purwokerto 3 titik banjir

6. Daop 6 Yogyakarta 0 titik banjir

7. Daop 7 Madiun 4 titik banjir

8. Daop 8 Surabaya 14 titik banjir

9. Daop 9 Jember 9 titik banjir

10. Divre 1 Sumatra Utara 5 titik banjir

11. Divre 2 Sumatra Barat 17 titik banjir

12. Divre 3 Palembang 0 titik banjir

13. Divre 4 Tanjungkarang 15 titik banjir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement