Kamis 22 Feb 2018 10:34 WIB

Intel Berencana Investasi 5 Miliar Dolar di Israel

Investasi digunakan untuk meningkatkan fasilitas pabrik di Israel.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Logo perusahaan Intel.
Foto: EPA
Logo perusahaan Intel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Intel Corp berencana berinvestasi lima miliar dolar AS (sekitar Rp 67,5 triliun) untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik mereka di selatan Israel, Kiryat Gat. Menteri Ekonomi Israel Eli Cohen mengatakan, setelah pihaknya bicara dengan Intel, perusahaan pembuat chip itu akan memulai ekspansi bisnis pabrik mereka mulai 2018 hingga 2020.

Juru bicara Intel di Israel sendiri menolak berkomentar soal itu. Perusahaan semikonduktor itu telah menyatakan akan meningkatkan kualitas fasilitas mereka menjadi teknologi 10 nanometer dari 22 nanometer sehingga chip yang dihasilkan bisa lebih kecil dan lebih cepat, demikian dilansir dari Reuters, Kamis (22/2)

Intel menerima hibah negara yang setara nilainya setara dari investasi sebesar enam miliar dolar AS untuk meningkatkan fasilitas pabrik mereka di Israel pada 2014 lalu. Selain itu, Intel juga mendapat insentif pajak menjadi hanya lima persen dalam 10 tahun.

Intel diprediksi akan mendapat hibah lagi sebesar 10 persen dari investasi lima miliar dolar AS yang mereka lakukan kali ini. Kementerian Ekonomi Israel menyatakan nilai finalnya akan bergantung pada rencana yang Intel tetapkan.

Direktorat Jenderal di Kementerian Ekonomi dan otoritas pajak Israel akan bertemu bulan depan untuk menyetujui kerangka usul ekspansi Intel. Menteri Ekonom Israel, yang sudah merestui hibah itu, akan mengulas lebih dalam rencana Intel tersebut.

Ekspor Intel Israel naik menjadi 3,6 miliar dolar AS pada 2017 dari 3,3 miliar dolar AS pada 2016 lalu. Peningkatan itu ditopang peluncuran prosesor generasi baru. Intel telah berinvestasi 17 miliar dolar AS di Israel sejak 1974 dan mempekerjakan lebih dari 10 ribu orang dimana 60 persennya merupakan tenaga bidang riset dan pengembangan. Intel membeli perusahaan teknologi kendaraan otonom, Mobileye, pada 2017 lalu dengan harga 15,3 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement