Rabu 21 Feb 2018 19:31 WIB

Menteri Bambang: Toko Ritel Tutup Dipengaruhi E-commerce

Pengusaha ritel dinilai kurang cepat menanggapi perkembangan digital.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan pers terkait rapat paripurna di Istana Negara, Senin (2/12).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan pers terkait rapat paripurna di Istana Negara, Senin (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan saat ini banyak toko ritel tutup. Hal itu dinilai karena kemunculan e-commerce, sehingga toko online lebih berjaya.

"Makanya saat ini butuhnya kurir dan gudang. Sektor transportasi dan komunikasi pun menjadi yang paling banyak dapat manfaat dari perkembangan digital," ujar Bambang di Jakarta, Rabu, (21/2).

Sayangnya, kata dia, banyak transaksi online yang belum terekam di data pemerintah. Maka, ia meminta Badan Pusat Statistik mulai membuat big data di tahun ini.

"Karena kalau pakai pendekatan tradisional terus banyak yang nggak kecatat transaksi e-commerce," katanya. Ia menambahkan, revolusi industri bakal terus berlangsung.

Hanya, menurutnya, terkadang ada pengusaha ritel yang melupakan keberadaan e-commerce. Sehingga tidak bergerak cepat dan akhirnya tutup. "Ada pengusaha ritel kurang move on, menganggap bisnis ritel sepi karena ada masalah di masyarakat. Mereka lupa sekarang ada online," ujar Bambang.

Ia menyebutkan, saat ini pendapatan e-commerce di Indonesia telah mencapai 6 miliar dolar AS. Diperkirakan, pertumbuhan e-commerce bisa menembus 18 persen per tahun dan dapat berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 35 miliar dolar AS.

Baca juga: Mendag Minta E-Commerce Prioritaskan Jual Produk Lokal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement