Rabu 21 Feb 2018 11:33 WIB

BI: Ada Pilkada, Perekonomian Jabar Diprediksi Tinggi

Akan ada peningkatan konsumsi pemerintah menjelang pilkada.

Rep: zuli istiqomah/ Red: Budi Raharjo
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat memperlihatkan nomor urut usai Pengundian Nomor Urut Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di SOR Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (13/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat memperlihatkan nomor urut usai Pengundian Nomor Urut Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di SOR Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat memperkirakan perekonomian Jawa Barat pada tahun 2018 ini akan meningkat cukup tinggi. Sebab, tahun 2018 ini ada gelaran Pilkada dan menjelang Pemilu 2019 mendatang.

Kepala Kantor perwakilan BI Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayatmengatakan pada awal Triwulan I ini memang perekonomian Jawa Barat sedikit melambat. Namun ia optimistis ada kenaikan yang cukup tinggi pada triwulan selanjutnya secara keseluruhan tahun.

"Pertumbuhan ekonomi Jabar triwulan I 2018 diperkirakan masih cukup tinggi meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya yang didorong oleh peningkatan ekspor luar negeri dan domestik, peningkatan konsumsi pemerintah menjelang Pilkada," kata Wiwiek seperti dalam siaran persnya, Rabu (21/2).

Wiwiek menyebutka konsumsi rumah tangga juga masih kuat. Hal ini didorong salah satunya oleh kenaikan upah minimum tahun ini meskipun diperkirakan tidak setinggi triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh faktor musiman.

Sementara secara keseluruhan tahun 2018, kinerja perekonomian Jabar diperkirakan juga meningkat pada kisaran 5,2 persen - 5,6 persen. Membaiknya prospek ekonomi Jawa Barat tahun 2018 diperkirakan didorong oleh peningkatan hampir seluruh komponen pengeluaran

"Komponen pengeluaran yang meningkat seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah serta ekspor, kecuali investasi yang diperkirakan relatif stagnan karena adanya kecenderungan wait and see menjelang Pemilu," ujarnya.

Sementara itu, kata dia, dari sisi lapangan usaha, kinerja lapangan usaha utama diperkirakan meningkat terutama industri pengolahan dan perdagangan. Hal ini dipengaruhi oleh membaiknya prospek ekonomi domestik dan konsumsi.

Ia menambahkan untuk inflasiJawa Barat pada Januari 2018 tercatat sebesar 0,83 persen. Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Tekanan inflasi pada bulan ini didorong oleh andil di seluruh kelompok khususnya bahan makanan yang dipengaruhi oleh menurunnya pasokan akibat beberapa komoditas yang masih dalam musim tanam.

"Berdasarkan disagregasinya, pada bulan Januari inflasi Jawa Barat disumbang oleh ketiga kelompok yaitu volatile food, core inflation, dan administered prices. Kelompok volatile food terutama disumbang oleh tingginya harga beras, daging ayam ras, cabai rawit dan cabai merah," tuturnya.

Ia memprkirakan inflasi Jawa Barat pada triwulan I maupun keseluruhan tahun 2018 diperkirakan dapat berada pada target inflasi nasional sebesar 3,5 persen - 1persen (yoy) dengan asumsi tidak ada kenaikan administered prices. Untuk tetap menjaga inflasi di tahun 2018 berada pada level yang ditargetkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat memiliki strategi pengendalian inflasi melalui sinergi antara Bank Indonesia bersama dinas/instansi terkait anggota TPID.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement