Jumat 16 Feb 2018 05:19 WIB

OJK: Banyak Investor Ingin Beli Bank Muamalat

Bank Muamalat membagikan dividen pada akhir tahun lalu.

Rep: Antara/ Red: Elba Damhuri
 Logo besar Bank Muamalat terpasang di Muamalat tower, Kuningan, Jakarta, Ahad (4/6).
Foto: Republika/Prayogi
Logo besar Bank Muamalat terpasang di Muamalat tower, Kuningan, Jakarta, Ahad (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sampai saat ini belum ada laporan tentang mundurnya calon investor Bank Mualamat Indonesia Tbk. Sebaliknya, kata Ketua OJK Wimboh Santoso, banyak investor yang ingin membeli saham bank syariah pertama di Indonesia itu.

Siapa saja investor yang masuk, Wimboh tidak bersedia merinci. Siapa pun investor yang berminat, Wimboh menegaskan harus berbicara dulu dengan pemegang saham pengendali Bank Muamalat.

"Sampai saat ini tidak ada laporan dari pemegang saham pengendali adanya investor yang mundur," kata Wimboh di Jakarta, Kamis (15/2).

Yang jelas, tegas dia, Bank Mualamat merupakan bank yang bagus meski ada persoalan di pembiayaan. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Muamalat di atas rata-rata ketentuan Bank Indonesia (BI), di atas 10 persen.

Dalam waktu dekat, kata Wimboh, OJK akan melakukan pembicaraan dengan pemegang saham Bank Muamalat untuk membahas masalah rencana penambahan modal oleh investor dari luar.

"Pemegang saham pengendali punya opsi, mau suntik sendiri, boleh. Mau minta ke orang lain, boleh. Ini kami tanya ke pemegang saham, agar kalau ada orang yang ingin jadi pemegang saham, ngomong ke pemegang saham pengendali," katanya.

Salah satu investor yang berminat mengakuisisi Bank Muamalat adalah Ustaz Yusuf Mansyur. Ia mengaku optimistis rencana ini bisa direalisasikan.

Melalui sambungan telepon pada Selasa (13/2), Ustaz Yusuf menyatakan insya Allah akan membeli saham BMI. Ia menyatakan persiapan sedang dilakukan.

Soal nilai pembelian saham, pendiri Pondok Pesantren Daarul Qur'an itu menyatakan sesuai kebutuhan BMI antara Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun. Dana itu rencananya akan dimobilisasi dari potensi umat melalui PayTren Aset Manajemen. ''Tidak ada konsorium. Kami masih menunggu skema dan sistem yang masih dirumuskan,'' ungkap Ustaz Yusuf.

Pada Desember 2017, Bank Muamalat mengumumkan pembagian dividen yang dibayarkan secara tunai kepada seluruh pemegang saham. Dividen itu berjumlah lima persen dari laba bersih perusahaan tahun buku 2016 atau senilai Rp 4,205 miliar.

Dividen tahun buku 2016 akan dibagikan kepada pemegang saham Indonesia yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per tanggal 19 Desember 2017. Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad K Permana mengatakan nilai dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp 3,14 per lembar saham.

Pembagian dividen, lanjut Permana, tidak terlepas dari kinerja Bank Muamalat Indonesia yang stabil. Dari sisi laba, pada 2016 Bank Muamalat Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 80,5 miliar. Nilai ini meningkat 8,1 persen dari perolehan pada tahun buku 2015.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement