REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengharapkan peran aktif pendidikan tinggi untuk pertanian Indonesia. Pasalnya, berbagai inovasi dan ide baru bisa didapat dari universitas.
"Pertanian tradisional harus berubah menjadi pertanian modern. Kita sudah punya peta jalan 2045 kita menjadi lumbung pangan dunia," ujar Amran pada Dialog dengan para Rektor Indonesia di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar pada Kamis, (15/2).
Menurutnya, untuk berkembang menjadi pertanian modern membutuhkan teknologi yang didukung institusi pendidikan. "Dukungan para rektor dan akademisi sangat mutlak dalam membangun pertanian," ujar Amran.
Apalagi, kata dia, pangan merupakan isu paling strategis ke depan. "Kebutuhan pangan dan energi semakin meningkat, sementara lahan tetap. Maka kami sangat menghargai inovasi. Jika ada penemuan baru dari peneliti di kampus-kampus. Langsung kami beli, kami berikan royalti, sebagai penghargaan," ujarnya.
Ia pun berharap penelitian pertanian bisa sejalan dan bersinergi dengan visi pemerintah. Tujuannya untuk menepis ego sektoral.
Baginya, sekarang Indonesia Harus optimis karena beberapa komoditas mulai swasembada, bahkan sudah ekspor. "Bawang merah dulu selalu impor, sekarang sudah ekspor ke 6 negara. Begitu juga dengan jagung sudah ekspor dan negara tetangga siap menerima lebih banyak," ujar Amran.
Dialog yang dihadiri Ketua Forum Rektor Indonesia terpilih Profesor Dwia Aries Tina Pulubuhu dan Wakil Ketua Forum Rektor Profesor Sutarto Hadi, disepakati pula pembentukan unit khusus di Forum Rektor. Unit khusus tersebut membidangi pangan yakni Kelompok Kerja (POKJA) Pangan.
Nantinya, Pokja Pangan akan intensif mendorong pemanfaatan teknologi dan rutin mengadakan rapat koordinasi membahas berbagai inovasi dan penerapannya. Diharapkan hasil riset Pokja Pangan ini bisa langsung diterapkan oleh petani.