Jumat 16 Feb 2018 03:17 WIB

Awal 2018, Ekspor Sumbar Tertekan

Salah satu penyebabnya karena ekspor CPO dan produk turunannya tertekan di awal 2018.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitr
Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Sumatra Barat membuka kinerja perdagangan Januari 2018 dengan raihan ekspor yang anjlok hingga 30,3 persen secara tahun ke tahun (year on year). Angkanya turun dari 201,38 juta dolar AS pada Januari 2017 menjadi 140,36 juta dolar AS di Januari 2018.

 

Meski begitu, angka ekspor Januari 2018 naik tipis 5,8 persen dibanding capaian pada Desember tahun lalu. Penurunan kinerja ekspor pada Januari 2018 dibanding tahun lalu salah satunya karena ekspor CPO dan produk turunannya yang tertekan di awal tahun 2018.

 

CPO sendiri merupakan komoditas ekspor unggulan Sumatra Barat selain produk karet dan turunannya. Anjloknya ekspor CPO juga disebabkan adanya resolusi parlemen Uni Eropa yang melarang penggunaan minyak sawit sebagai campuran biodiesel. Padahal, 46 persen total impor kelapa sawit oleh Uni Eropa dimanfaatkan untuk biodiesel.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat Sukardi menyebutkan, raihan ekspor komoditas lemak dan hewan nabati dari Sumatra Barat anjlok dari 144,54 juta dolar AS pada Januari 2017 menjadi 91,65 juta dolar AS pada Januari 2018 ini. Artinya ada penurunan hingga 36,59 persen, khusus komoditas ini saja.

Selain produk CPO, ekspor Sumbar juga disokong oleh golongan karet dan barang dari karet dengan nilai ekspor sebesar 36,88 juta dolar AS dan golongan garam, belerang, kapur sebesar 4,63 juta dolar AS.

Namun uniknya, bila dilihat dari negara tujuan ekspor nonmigas, Amerika Serikat justru menduduki peringkat pertama dengan nilai 60,02 juta dolar AS. Selanjutnya India sebesar 46,06 juta dolar AS dan ke Singapura sebesar 16,58 juta dolar AS.

 

Ekspor ke negara Amerika Serikat memberikan peranan sebesar 42,76 persen terhadap total ekspor Sumatera Barat, India 32,81 persen, dan Singapura 11,81 persen. "Ekspor ke AS justru naik dua kali lipat pada Januari 2018, dibanding Desember 2017," kata Sukardi dalam berita resmi statistik (BRS), Kamis (15/2).

Sementara itu, dari sisi impor, Sumatra Barat mencatatkan kenaikan, baik secara bulan ke bulan (month to month) atau tahun ke tahun (year on year). BPS merilis, kinerja impor Sumbar pada Januari 2018 mencapai 62,82 juta dolar AS, terjadi peningkatan sebesar 40,75 persen dibanding Desember 2017. Kinerja Januari 2018 juga naik 40,05 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya.

Sukardi menyebutkan, golongan barang impor pada bulan Januari 2018 paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar 49,15 juta dolar AS, golongan pupuk sebesar 6,09 juta dolar AS, dan golongan ampas/sisa industri makanan sebesar 3,40 juta dolar AS. Negara pemasok impor ke Sumbar terbesar adalah Singapura dan Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement