Kamis 15 Feb 2018 20:28 WIB

Pinwil BRI DIY: Kartu Tani Sebagai Tabungan Petani

Penyediaan Kartu Tani untuk Semua Petani di DIY sedang berjalan.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Budi Raharjo
Pemimpin Wilayah BRI Yogyakarta Hari Siaga Amijarso sebagai orang baru di Yogyakarta bersilaturahmi dengan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (15/2)
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Pemimpin Wilayah BRI Yogyakarta Hari Siaga Amijarso sebagai orang baru di Yogyakarta bersilaturahmi dengan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (15/2)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemimpin Wilayah Wilayah BRI Yogyakarta Hari Siaga Amijarso mengatakan Kartu Tani itu sebagai tabungan. Pasalnya, kebutuhan petani itu harus jangka panjang,

"Artinya, tidak setiap panen, lalu selesai, melainkan bagaimana petani itu bisa menggunakan kelebihan dananya itu untuk menopang hidup selanjutnya," kata Hari pada Republika, di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (15/2), usai bersilaturahmi dan memperkenalkan diri kepada Wakil Gubernur DIY karena sebagai Pimwil BRI Yogyakarta yang baru.

Dengan demikian, lanjutnya, petani kalau mempunyai uang hasilnya lebih ke konsumtif. Mereka menggunakan kartu tani ini untuk tabungan.

Terkait belum semua petani di DIY memiliki kartu tani dan yang sudah memiliki kartu tani baru sekitar 80 persen, Hari mengatakan sekarang sedang on progress. "Insya Allah BRI terus melengkapi, karena secara keseluruhan sebetulnya bagi kami kartu tani adalah bagian dari bisnis," kata Hari yang sebelumnya

menjadi Corporate Secretary Bank BRI ini.

Dikatakannya, pihaknya sudah berupaya untuk memenuhi kebutuhan kartu tani untuk seluruh petani di DIY. Kami sudah penuhi kartu tani untuk seluruh petani di DIY. "Kita bicara data untuk kondisi di lapangan kami terus penyesuaian. Ini yang terus kami jalankan. Mudah-mudahan segera bisa ketemu angkanya," ujarnya.

Ketika ditanya kapan kartu tani di DIY mulai digunakan, Hari mengatakan pihaknya harus koordinasi dengan Pemerntah Daerah di DIY, Bulog dan sebagainya. Sehingga pelaksanaan itu bisa jalan penuh.

Mengeai keluhan dari petani untuk memperoleh kartu tani prosedurnya rumit dan lama, menurut Hari tidak sulit. "Saya kira tidak. Sebetulnya lebih karena perlunya sosialisasi. Karena masyarakat petani selama ini belum terbiasa dengan penggunaan kartu,dan semua berdasarkan ingatan saja. Nah ini sekarang semua harus didata, harus secara tertib menggunakan kartu, beli pupuk saja juga harus menggunakan kartu," ungkapnya.

Menurut Hari, sebetulnya tujuan penggunaan kartu tani itu bagus. Agar pemerintah lebih mudah melihat ke depan penggunaan pupuk itu seperti apa. "Misalnya di daerah ini panenannya kapan dan kebutuhannya berapa. Sehingga hal-hal yang tidak diharapkan tidak terjadi. Ini kan menuju proses ke sana . Nah proses menuju ke sana itu memang butuh waktu. Tetapi prinsipnya Insya Allah kita support," kata Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement