Rabu 14 Feb 2018 13:49 WIB

Hari Ini, 18 Ribu Ton Jagung Gorontalo Diekspor ke Filipina

Target ekspor jagung tahun ini sebesar 100 ribu ton.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
jagung
jagung

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan, hari ini, Rabu (14/2), jagung produksi Gorontalo akan diekspor ke Filipina. Rencananya, sesuai pesanan jagung yang akan diekspor sebanyak 18 ribu ton dari target ekspor tahun ini sebesar 100 ribu ton.

"Kami sudah ada MoU dengan Menteri Pertanian Filipina di depan Presiden Filipina dan Presiden Indonesia tahun lalu. Hari ini kita realisasikan, insya Allah sore kita akan ekspor ke Filipina," ujar Amran kepada wartawan saat ditemui di Gorontalo, Rabu, (14/2).

Menurutnya, ekspor harus terus didorong demi mengangkat pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, kata dia, kunci pertumbuhan ekonomi yakni ekspor serta investasi. Kementan pun menargetkan, penyerapan jagung di Gorontalo bisa mencapai delapan persen dari total produksi. Sebab, produksi jagung dari provinsi tersebut cukup banyak.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi menyebutkan, produksi jagung di Gorontalo selama satu tahun mencapai 1,5 juta ton. "Jadi delapan persen dari 1,5 juta ton itu kita hitung kemudian dibagi dalam 12 bulan lalu dibagi 30 hari. Berarti kira-kira dalam satu hari penyerapan jagung Gorontalo sebanyak 120 ton untuk kontribusi daerah kepada cadangan jagung pemerintah," kata dia, kepada wartawan usai Rapat Koordinasi di Gorontalo.

Lebih lanjut, Agung menuturkan, produksi jagung itu dimanfaatkan secara nasional. Salah satinya, untuk kebutuhan pakan ternak di Indonesia.

"Maka itu saya paparkan, Kementan telah menjalin kerja sama dengan pengusaha pakan ternak di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan jagung nasional," tegasnya. Ia mengimbau agar para pengusaha tersebut jangan mengimpor melainkan manfaatkan dahulu jagung dari Indonesia.

"Mahal sedikit tidak apa-apalah, toh jagung kita kan. Jangan mentang-mentang murah jadi beli di luar. Nggak gitulah. Kita punya angka Rp 3.150 itu harga acuan pemerintah, ada fleksibilitasnya kalau kadar airnya lebih tinggi," kata Agung.

Sementara itu, ia menyebutkan, kebutuhan pakan masyarakat terhadap jagung mencapai 19 juta ton per tahun. Hal itu bila total produksi per tahun kira-kira 23 juta ton. Kemudian untuk kebutuhan pakan lainnya sekitar 12 juta ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement