REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT BTN (Persero) Tbk menargetkan perolehan dana non-DPK (Dana Pihak Ketiga) hingga Rp 18 triliun pada 2018 ini. Direktur Keuangan dan Perbendaharaan BTN Iman Nugroho Soeko menjelaskan, BTN menargetkan tambahan dana non-DPK sebesar Rp 18 triliun pada 2018.
Dana itu rencananya akan didapat dari sekuritisasi senilai Rp 2 triliun di akhir Februari ini, pinjaman bilateral antara Rp 5-7 triliun, subdebt atau convertible loan senilai Rp 2 triliun untuk menunjang kecukukupan modal di level 18 persen, dan negotiable certificate deposit (NCD) antar Rp 7-9 triliun.
Soal kapan eksekusi pinjaman bilateral dan NCD, tergantung kondisi dan efisiensi biaya. "Yang lebih efektif adalah pinjaman bilateral dari bank," kata Iman usai paparan kinerja BTN di Kantor BTN, Selasa (13/2).
Soal subdebt, Iman mengaku sudah ada pihak dari luar negeri yang menghubungi. Tapi BTN belum bisa menyampaikan.
Kinerja BTN purna tahun 2017 menunjukkan penghimpunan DPK BTN mencapai Rp 192,95 triliun atau naik 20,45 persen dari Rp 160,19 triliun pada Desember 2016. Pertumbuhan DPK BTN itu juga masih lebih tinggi dari rata-rata industri sebesar 8,3 persen secara tahunan. Namun kompisi dana murah (CASA) BTN pada Desember 2017 turun menjadi Rp 49,55 persen dari 50,36 persen di akhir 2016.