REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Humas PT Waskita Karya (Persero), Daud Harahap mengatakan, pergerakan tanah di lokasi longsor diperkirakan akan terus bergerak. Ia khawatir hal itu akan berdampak pada rel kereta bandara yang saat ini terus beroperasi dan kemungkinan terburuk akan terjadi kecelakaan.
"Takutnya akan membuat rel kereta jadi turun," ujar dia saat ditemui Republika.co.id di Bale Kota Tangerang, Selasa (13/2).
Kekhawatiran tersebut, kata dia, kemungkinan bisa terjadi. Pasalnya, saat ini PT Waskita Karya (Persero) tidak bisa memberikan penanganan terhadap konstruksi underpass yang terdampak longsor. Garis polisi yang membentang di lokasi menandakan penyelidikan oleh pihak kepolisian masih berlangsung.
"Jadi kita masih menunggu hasil penyelidikan dan izin dari pihak kepolisian," ujarnya.
Saat ini, PT Waskita Karya sebagai pihak yang menangani konstruksi underpass tersebut tidak bisa berbuat apa-apa. Penutupan tanah yang terdampak longsor dengan terpal menjadi satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan saat ini. Daud juga menjelaskan tidak bisa menjamin keamanan KA Bandara yang saat ini terus beroperasi tanpa menunggu adanya perbaikan dari pihak Waskita Karya dan hasil penyidikan dari kepolisian.
"Setiap hari terus bergerak, jadi setiap hari diperbaiki terpalnya, terlebih sekarang kan musim hujan," ujarnya.
Namun demikian, pada Kamis lalu (8/2) KA Bandara dinyatakan kembali beroperasi oleh Dirut PT Railink, Heru Kuswanto. Padahal rekonstruksi terkait perlintasan KA Bandara yang terdampak longsor belum terlaksana. Terlebih, hasil penyidikan dari aparat kepolisian belum membuahkan hasil.
Sebelumnya, longsor terjadi pada Senin (5/2) lalu di Jalan Perimeter Selatan Bandara Soetta mengakibatkan ambrolnya dinding Underpass di bawah Rel KA Bandara. Musibah tersebut merenggut nyawa seorang pengendara roda empat yakni Dyanti Dyah Ayu Cahyani Putri dan satu korban luka-luka bernama Mukhmainnah.