REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyiapkan varietas unggul baru (VUB) padi gogo toleran naungan yakni Rindang 1 Agritan dan Rindang 2 Agritan. Dua varietas baru ini dapat dimanfaatkan oleh petani di lahan kering yang mereka punyai.
Kepala Balitbangtan M. Syakir mengatakan Rindang 1 Agritan merupakan hasil persilangan dari Selegreng/Simacan yang memiliki keunggulan potensi hasil 6,97 ton/ha dengan rata-rata hasil 4,62 ton/ha. Umur tanaman varietas ini sekitar 113 hari dengan kadar amilosa 26,4 persen, selain itu toleran terhadap naungan, agak toleran terhadap kekeringan, dan toleran keracunan Al 40 ppm.
Rindang 2 Agritan merupakan hasil persilangan dari Batutugi/CNA2903//IR60080-3/Memberamo yang memiliki keunggulan potensi hasil 7,39 ton/ha dengan rata-rata hasil 4,20 ton/ha.
Umur tanaman varietas ini sekitar 113 hari dengan kadar amilosa 16,4 persen, agak toleran terhadap naungan dan kekeringan, dan sangat toleran keracunan Al 40 ppm. "Keunggulan lain tanaman Rindang 1 dan 2 Agritan adalah tahan rebah dengan bentuk tanaman tegak," katanya.
Ketahanan terhadap hama dan penyakit Rindang 1 dan 2 Agritan agak peka terhadap hama WBC biotipe 1, 2, dan 3. Rindang 1 tahan terhadap penyakit blas ras 001, 041, 033, dan agak tahan blas ras 173.
Sedangkan Rindang 2 tahan terhadap penyakit blas ras 001, 041, 033, dan agak tahan ras 073, 051. Perbedaan lain yang dimiliki varietas unggul baru padi Rindang 1 Agritan dan Rindang 2 Agritan memiliki teksur nasi yang berbeda. Rindang 1 memiliki tekstur nasi pera sedangkan rindang 2 pulen.
"Tanaman Rindang 1 dan 2 Agritan baik ditanam pada lahan kering dataran rendah. Varietas unggul baru ini diharapkan dapat menambah pilihan kepada petani di lahan kering," kata Kabalitbangtan.
Selain Rindang 1 dan Rindang 2, varietas padi gogo yang sudah dilepas Balitbangtan yakni, Inpago 7 (2011), Inpago 8 (2011), Inpago 9 (2012), Inpago 10 (2014), Inpago 11 Agritan (2015), Inpago 12 Agritan (2016).
Menurut dia, budidaya padi di lahan kering sebagai tanaman tumpang sari dengan tanaman perkebunan dan hutan tanaman industri memiliki potensi yang besar untuk mendukung peningkatan produksi beras nasional.