Senin 12 Feb 2018 21:13 WIB

Indonesia akan Bantu Pembangunan Ekonomi di Afghanistan

Pemerintah Indonesia berencana untuk memberikan pelatihan kepada pebisnis Afganistan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negri - Retno Marsudi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Luar Negri - Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berkomitmen untuk mendukung perdamaian di Afghanistan. Hal ini ditandai dengan adanya pertemuan lanjutan delegasi High Peace Council (HPC) Afganistan dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla.

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Indonesia tidak hanya berkomitmen membantu mewujudkan perdamaian di Afganistan tetapi juga akan membantu pembangunan ekonomi. Dalam pertemuan tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa perdamaian merupakan hal utama yang harus dilakukan oleh Afganistan sebelum melakukan pembangunan di bidang lain.

"Pak Wapres tadi mengatakan bahwa perdamaian itu merupakan hal yang utama sebelum melakukan yang lain, jadi sebelum pembangunan ekonomi dan sebagainya, perdamaian dulu," ujar Retno yang ditemui di Kantor Wakil Presiden, Senin (12/2).

Retno mengatakan, Pemerintah Indonesia berencana untuk memberikan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan beasiswa kepada pelaku bisnis Afganistan. Nantinya para pelaku bisnis Afghanistan dapat diberikan pelatihan dan pembekalan tentang standarisasi produk agar bisa dijual ke negara lain. Menurut Retno, Afghanistan memiliki potensi yang besar namun karena mengalami konflik yang cukup panjang maka potensi tersebut belum bisa dikembangkan.

"Oleh karena itu mereka ingin ada satu capacity building yang terkait dengan masalah bisnis," kata Retno.

Selain itu, Afganistan juga ingin mengajak investor Indonesia untuk berinvestasi di negara tersebut. Retno mengatakan, salah satu BUMN Indonesia sudah mulai menjajaki investasi di Afganistan. Menurutnya, apabila BUMN ini berhasil maka dapat mengirimkan pesan kepada pengusaha Indonesia maupun pengusaha di negara lainnya bahwa ada peluang bisnis yang terbuka di Afganistan.

Proses pembangunan ekonomi di Afganistan tersebut nantinya akan paralel dengan proses perdamaiannya. Retno menegaskan bahwa Afganistan memiliki kepercayaan kepada Indonesia untuk membantu proses perdamaian ini. Sebab, Indonesia dinilai tidak memiliki kepentingan langsung terhadap Afganistan.

"Kepentingan kita adalah perdamaian itu bisa terwujud setelah mereka mengalami konflik hampir 40 tahun," ujar Retno.

Retno mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menerima delegasi HPC Afganistan. Rencananya, wakil presiden diundang hadir dalam pertemuan Afganistan Lab Peace Process di Kabul pada 28 Februari 2018 mendatang. Pertamuan ini merupakan bagian dari proses rekonsiliasi perdamaian di Afghanistan.

Sebelumnya, pada akhir Januari 2018 lalu Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke Afghanistan. Kunjungan ini merupakan bentuk penghormatan dirinya atas kunjungan serupa yang dilakukan oleh Presiden Afganistan Ashraf Ghani ke Indonesia. Kunjungan kenegaraan Bilateral Presiden Republik Indonesia ke Afganistan itu sekaligus menjadi yang pertama setelah hampir enam dekade lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement