Senin 12 Feb 2018 12:46 WIB

India dan Dubai Port World Kerja Sama Bidang Logistik

Dubai Port World menilai infrastruktur di India masih menjadi masalah utama.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan. ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- India bertekad untuk menambah pertumbuhan industri perkapalan besar. India berniat menambah pelabuhan sehingga operator pelabuhan berbasis di Dubai DP World akan mencari cara untuk terlibat dalam logistik dan infrastruktur transportasi di negara tersebut.

Dilansir dari CNBC, pada KTT Pemerintah Dunia akhir pekan lalu di Dubai, CEO DP World Sultan Ahmed Bin Sulayem optimis mengenai industri perkapalan India. "India akan menjadi pertumbuhan terbesar. Kami merasakannya dan ada banyak inisiatif oleh perdana menteri India untuk meningkatkan produksi serta kemudahan melakukan bisnis dan sistem keuangan, semua itu berarti akan ada pertumbuhan," kata dia dikutip dari CNBC News, Senin (12/2).

Meski kemudahan berbisnis di India semakin membaik dan segala sesuatunya semakin cepat, Bin Sulayem mengatakan infrastruktur masih menjadi masalah. Sehingga butuh waktu lama untuk memindahkan kapal kargo ke kota. Masalah itu pun diperburuk dengan keadaan truk di dalam negeri.

"Masalahnya adalah truk sulit di India, jadi kita melihat jalur air, sungai, itu transportasi akan mempermudah operasi yang kita miliki," katanya.

Operator pelabuhan baru-baru ini menandatangani kerjasama senilai 3 miliar dolar AS dengan National Indian Infrastructure Fund untuk memperbaiki logistik di berbagai wilayah. Menurut situs DP World, perusahaan tersebut saat ini mengoperasikan dan mengembangkan pelabuhan di enam kota di India, di antaranya Mundra, Nhava Sheva, Cochin, Chennai, Visakhapatnam dan Kulpi. Di Asia, perusahaan tersebut juga bekerja di Thailand, Vietnam, China, Indonesia, Filipina dan Korea Selatan.

Bin Sulayem menilai, DP World belum menemukan peluang tepat untuk masuk pasar AS, meski lingkungan di Amerika Serikat baik untuk bisnis sekarang. "Presiden Donald Trump mengangkat kakinya, dia menghapus peraturan yang menjadi hambatan bisnis. Dia memberi sedikit keterlihatan tentang apa yang ingin dilakukannya," kata dia.

Ahmed Bin Sulayem juga mengambil nada positif pada retorika Trump. "Apa yang dia bicarakan bukanlah proteksionisme, yang dia bicarakan adalah perdagangan bebas," kata Bin Sulayem.

Dia pun berharap perdagangan bebas menjadi perdagangan yang adil. Namun, menurutnya kendala biaya yang terlalu mahal untuk mengoperasikan pelabuhan di AS. "Tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk pergi ke Amerika Serikat, kita selalu bisa pergi, kita belum menemukan kesempatan yang tepat saja. Biaya operasi di Amerika membuat hasilnya sangat rendah," tutupnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement