Kamis 08 Feb 2018 23:31 WIB

Minat Investor pada Obligasi Dinilai Masih Tinggi

Imbal hasil dinilai menarik bagi investor.

Red: Nur Aini
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis pasar modal menilai bahwa minat investor terhadap instrumen surat utang (obligasi) korporasi masih tinggi seiring dengan imbal hasil yang ditawarkan cukup menarik.

Senior Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan bahwa minat investor terhadap obligasi salah satunya didorong oleh tingkat suku bunga di dalam negeri yang relatif rendah, sehingga investor mencari alternatif investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, salah satunya obligasi.

"Obligasi korporasi bisa menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan investor," katanya di Jakarta, Kamis (8/2).

Ia mengungkapkan bahwa penerbitan obligasi oleh korporasi juga diperkirakan masih marak mengingat kebutuhan dana ekspansi di tengah ekonomi nasional yang sedang tumbuh.

Kendati demikian, kata dia, minat investor terhadap obligasi korporasi juga tergantung pada peringkat yang diraih oleh perusahaan penerbit. Diharapkan, dengan peringkat Indonesia yang berada pada level layak investasi, berdampak positif juga pada peringkat korporasi.

Reza Priyambada mengemukakan lembaga pemeringkat internasional diantaranya Standard & Poor's , Fitch Ratings, dan Moody's telah menyematkan peringkat Indonesia di level layak investasi.

Pada hari ini, Kamis (8/2), lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) juga meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari BBB- (triple B minus) dengan outlook positif menjadi BBB (triple B) dengan outlook stabil.

"Sentimen peringkat itu dapat menjadi alasan yang kuat, terutama asing untuk masuk ke obligasi," katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa dalam rangka mendukung pembiayaan yang ramah lingkungan melalui penerbitan "green bond" di Indonesia, pihaknya menjalin kerja sama dengan Climate Bond Initiative (CBI).

"BEI kini menjadi bagian dari kelompok bursa efek dunia yang telah berkomitmen untuk berperan lebih besar dalam pengembangan keuangan hijau global dan nasional, khususnya difokuskan pada obligasi hijau (green bond)," ujarnya.

Menurut dia, kerja sama ini akan memberikan kesempatan bagi investor yang peduli terhadap lingkungan sehingga pasar keuangan di dalam negeri dapat lebih berkembang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement