Kamis 08 Feb 2018 01:02 WIB

Sukabumi Ditarget Jadi Daerah Sentra Penghasil Bawang Putih

Importir Sukabumi diwajibkan menanam bawang putih 5 persen dari kuota impor.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Pedagang memilah bawang putih impor di pasar tradisional. ilustrasi (prayogi/Republika).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang memilah bawang putih impor di pasar tradisional. ilustrasi (prayogi/Republika).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kabupaten Sukabumi Jawa Barat tengah berupaya menjadi daerah sentra penghasil tanaman bawang putih. Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bawang putih impor.

Hal tersebut ditandai dengan penanaman bibit bawang putih di Desa Perbawati, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, Rabu (7/2). Dalam kesempatan tersebut hadir Bupati Sukabumi Marwan Hamami.

"Penanaman bawang putih ini merupakan hasil kerja sama antara importir bawang putih dengan kelompok tani di Sukabumi, " kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina kepada wartawan. Kegiatan ini dilakukan akibat adanya kebijakan pemerintah pusat yang mengejar target swasembada bawang putih pada 2019.

Menurut Dedah, setiap importir diwajibkan untuk menanam bawang putih sebanyak 5 persen dari kuota impor. Saat ini, Sukabumi memiliki sembilan importir yang sudah melakukan kerja sama dengan kelompok tani.

Rata-rata, setiap importir diwajibkan menanam bawang di lahan seluas 83.3 hektare. Hal ini didasarkan pada perhitungan rencana impor sebanyak 10 ribu ton per tahun. Dari jumlah tersebut sekitar lima persennya yakni sebanyak 500 ton.

Dedah mengatakan, produktivitas bawang putih per hektare sebanyak 6 ton. Sehingga 500 ton dibagi 6 ton menghasilkan kewajiban importir untuk menanam bawang putih seluas 83,3 hektare.

Dari sembilan importir yang melakukan kerja sama di Sukabumi, baru satu yang akan menanam bawang putih dalam jumlah banyak yakni sekitar 30 hektare. Sementara delapan importir lainnya masih menanam dalam luasan kecil atau demplot.

"Untuk di Kecamatan Sukabumi ini, importir menggandeng Kelompok Warnasari 2, ungkap Dedah. Dari luasan 30 hektare tersebut dibutuhkan bibit bawang putih sebanyak 15 ton. Untuk satu hektare lahan membutuhkan pasokan bibit bawang sebanyak 500 kilogram. Pada tahap awal baru didatangkan sebanyak 10 ton bibit.

Menurut Dedah, selain Kecamatan Sukabumi ada empat daerah lainnya yang dijadikan sentra tanaman bawang putih. Empat daerah lainnya yakni Kecamatan Cidahu, Caringin, Gegerbitung, dan Sukaraja.

Dedah menerangkan, proses produksi bawang putih dari tanam hingga panen memakan waktu selama 4 bulan. Untuk percontohan, Distan menunggu hasil panen bawang di Kecamatan Cidahu yang usia tanamnya mencapai 1,5 bulan.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami menambahkan, Sukabumi mengambil peluang dari kebijakan pemerintah pusat yang mewajibkan importir menanam bawang putih. "Sukabumi lokasinya cocok untuk menanam bawang putih terutama di utara Sukabumi, " kata dia.

Marwan berharap, penanaman bawang putih ini dapat memotivasi petani untuk meningkatkan kesejahteraannya. Caranya melalui budidaya produk hortikultura khususnya komoditas bawang putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement