Rabu 07 Feb 2018 11:05 WIB

Pernyataan The Fed Bawa Rupiah Menguat

Rupiah menguat ke posisi Rp 13.517 per dolar AS.

Mata uang rupiah menguat.
Foto: REUTERS/Garry Lotulung
Mata uang rupiah menguat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (7/2), bergerak menguat 23 poin menjadi Rp 13.517 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.540 per dolar AS. Penguatan kurs rupiah ini dipicu pernyataan pejabat Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), mengenai suku bunga rendah.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa salah satu pejabat The Fed yang memberikan pernyataan dovish dengan mendukung suku bunga rendah untuk waktu yang panjang mengingat laju inflasi relatif cenderung masih melambat, situasi itu menahan apresiasi dolar AS. "Pejabat The Fed memperingatkan data nilai upah yang naik belum tentu cocok untuk memprediksi inflasi naik," katanya di Jakarta, Rabu (7/2).

Kendati demikian, ia mengharapkan pelaku pasar uang tetap waspada mengingat ruang bagi dolar AS untuk kembali terapresiasi cukup terbuka menyusul masih kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat pada Maret mendatang. "Ekspektasi kenaikan suku bunga di AS dapat menjadi penopang bagi dolar AS ke depannya," katanya.

Analis Binaartha Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali mengalami apresiasi memberi dampak positif bagi mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah. "Harga minyak mentah yang stabil dengan kecenderungan menjaga fluktuasi rupiah," katanya.

Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu (7/2) naik 0,91 persen ke posisi 63,97 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude menguat 0,82 persen ke 67,41 dolar AS per barel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement