Selasa 06 Feb 2018 19:45 WIB

Mulai April, KLHK Pasang Alat Monitoring Udara di Palembang

Monitoring udara untuk mengantisipasi peningkatan asap dari kebakaran.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Kebakaran Hutan
Foto: Antara
Ilustrasi Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah coba mengatispasi kemungkinan adanya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang bisa mengganggu keberlangsungan perhelatan Asian Games 2018. Terlebih salah satu venue yang digunakan adalah Palembang, kota yang dekat dengan kawasan yang kerap mengalami kebakaran.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, untuk mengantisipasi peningkatan asap dari kebakaran pihaknya juga akan memasang alat khusus guna memonitoring kualitas udara di Palembang. "Nanti akan terus kita cek, kalau KLHK ini April akan memasang alat tersebut," ujar Siti, Selasa (6/2).

Selain monitoring oleh alat dari Palembang, KLHK pun akan memantau kondisi udara di sana dengan koordinasi langsung beserta para Dirjen dari Jakarta dalam menangani pencemaran udara tersebut.

Siti menyebut bahwa kebakaran hutan yang menghasilkan asap pekat dikarenakan juga oleh cuaca panas. Dengan karakter setiap provinsi yang berbeda-beda maka perlu cara berbeda pula bagi setiap daerah.

Untuk Februari ini daerah yang mesti diwaspadai adalah Riau, karena titik panas di daerah ini mulai meningkat. Selain Riau, ada juga Kalimantan Barat yang diprediksi akan mengalami cuaca panas pada Maret atau April.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan sejak bencana kebakaran yang cukup besar terjadi pada 2015, yang bersamaan dengan datangnya el nino, pemerintah menyaksikan penurunan yang cukup signifikan atas jumlah titik api maupun kawasan yang terbakar. Selama 2017 misalnya, kejadian kebakaran hanya seluas 125 ribu hektare, atau sekitar lima persen dari luas kebakaran pada 2015 yang waktu itu mencapai 2,6 juta hektare.

"Demikian pula meski cuaca pada 2017 lebih kering dibanding 2016, namun kejadian kebakaran pada 2017 masih lebih sedikit dibanding 2016. Hal ini merupakan bukti keberhasilan upaya pencegahan kebakaran yang telah dilakukan oleh pemerintah dunia usaha, maupun masyarakat di sekitar hutan," ujar Darmim dalam rakor Karhutla, Selasa (6/2).

Meski demikian, ke depan tantangan yang harus dihadapi semua pihak masih besar. Terlebih Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa cuaca tahun ini akan lebih kering dibandingkan tahun lalu. Dengan keberadaan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, maka semua pihak yang berwenang dan masyarakat harus turut serta mengantisipasi kebakaran kembali meningkat.

"Indonesia juga akan jadi tuan rumah Asian Games mulai 18 agustus sampai 2 september 2018, yang akan belrnagsung di Jakarta dan Palembang. Waktu asian games itu merupakan puncak kemarau, dan areal Palembang termasuk rawan kebakaran," ujar Darmin.

Apabila saat Asian Games terjadi kebakaran dan asap, maka hal ini tak hanya mengganggu berlansungnya Asian Games, tapi juga menjadi pertaruhkan kredibilitas Indonesia di mata dunia internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement