Selasa 06 Feb 2018 11:31 WIB

Pelindo III Segera Bangun Flyover Teluk Lamong

Flyover Teluk Lamong merupakan salah satu Program Strategis Nasional.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemandangan Dermaga Curah Kering Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (20/3).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pemandangan Dermaga Curah Kering Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Senin (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mulai merealisasikan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang diamanahkan pemerintah. Yaitu pembangunan flyover Teluk Lamong dengan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB). Relisasi tersebut dibuktikan dengan penekanan kontrak kerja sama bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Atau Wika.

CEO Pelindo III Ari Askhara menyakini, pembangunan aksesibilitas darat berupa flyover dan tapper (radius untuk belokan jalan) di Terminal Teluk Lamong, dan Pelabuhan Tanjung Perak, akan semakin meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Surabaya dan Jawa Timur. Karena juga terintegrasi dengan Jalan Tol Surabaya-Gresik.
 
"Flyover ini akan memberi alternatif baru bagi para pengguna jalan raya, utamanya pengendara truk pengangkut petikemas yang kerap menjadi salah satu penyebab kepadatan lalu lintas di sepanjang Jalan Kalianak menuju Tambak Osowilangun," kata Ari dalam siaran persnya, Selasa (6/2).
 
Proyek senilai Rp 1,3 triliun ini akan merealisasikan pembangunan flyover sepanjang 2,4 kilometer dengan kontur jalan layang (elevated) sepanjang 1,8 km dan jalan darat (landed) di sisi Benowo sepanjang 363 meter dan sisi Teluk Lamong sepanjang 350 meter. Sedangkan untuk lebar ruas jalan flyover adalah 40 meter.
 
Husein Latief, Engineering, Information and Communication Technology Director Pelindo III menambahkan, pembangunan flyover ini merupakan solusi yang diberikan Pelindo III kepada Pemerintah Kota Surabaya dan nasional. Yakni untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi pasca-beroperasinya Terminal Teluk Lamong.
 
"Kapasitas Teluk Lamong pada fase awal pengembangan sudah mencapai 1,5 juta TEUs. Pada fase final, jumlahnya (petikemas) akan mencapai 6,5 juta TEUs," kata Husein.
 
Ia melanjutkan, komoditas curah kering di Terminal Teluk Lamong juga menunjukkan prospek yang sangat cerah. Kami telah membangun tempat penimbunan (storage area) komoditas curah kering berkapasitas 200 ribu ton, ujar Husein.
 
Nantinya, pekerjaan proyek flyover akan mencakup aktivitas perencanaan Detail Engeneering Desain(DED) atau desain teknis secara detail hingga teknis pelaksanaan pembangunan. Dalam hal konstruksi, Wika akan menggunakan sistem jembatan unibridge, yakni jembatan balok beton (girder) komposit yang menggunakan pin pada setiap sambungan antar-girder dengan konsep modular.
 
Sistem ini tidak memerlukan pengencangan berkala, seperti halnya penggunaan baut pada model konvensional. Selain itu, material jembatan memiliki desain yang kompak dan ringan, serta lebih efisien dan lebih cepat dalam proses pembangunannya.
 
Pada kesempatan yang sama, Pelindo III juga menjalin kesepakatan bersama PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) atau Askrindo dalam hal penjaminan risiko atas aset yang dimiliki oleh Pelindo III. Dengan total premi sebesar Rp 11,274 miliar, Pelindo III akan memperoleh jaminan risiko pada tujuh sasaran yang meliputi bangunan gedung, fasilitas tambat, pengoperasian alat bongkar muat, pengoperasian peralatan pemetaan laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement