REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- PT Pertamina Drilling Services Indonedia (PDSI) saat ini sedang mengeksplorasi lapangan atau Wilayah Kerja (WK) Jatiasri-9 (Jas-9) milik PT Pertamina EP. Dengan menggunakan rig pengeboran berbasis komputer, lapangan tepat di pertengahan sawah daerah Subang, Jawa Barat itu dinilai berpotensi.
Company Manager Lapangan Jas_9 Reza Yudha Pramono mengatakan saat ini memang belum bisa ditargetkan produksi minyak di WK tersebut. Namun lokasi itu menurutnya berpotensi. "Berpotensi menghasilkan 300 barel per hari," kata Reza saat ditemui di Lapangan Jas-9, Jumat (2/2).
Dia menjelaskan saat ini proses pengeboran dan eksplorasi di lokasi tersebut juga sangat memikirkan posisi titik pengeboran yang berdekatan dengan jalan raya dan rumah penduduk. Menurutnya, titik yang diperkirakan terdapat sumber minyak berada dekat jalan raya.
Rig pengeboran Pertamina di lapangan Jatiasri.
Meskipun begitu, pemasangan rig pengeboran tidak ditempatkan dekat jalan raya yang menjadi fasilitas masyarakat. "Karena ada jalan raya dan sawah, kami pasang (rig pengeboran) jika ditarik garis lurus sekitar 500 meter ke sana (titik yang diperkirakan ada sumber minyak)," ungkap Reza.
Dengan adanya kondisi tersebut, Reza menuturkan pipa yang digunakan dalam pengeboran tersebut berbelok-belok hingga sampai ke titik perkiraan terdapatnya sumber minyak. Setiap 30 meter pipa, lanjut Reza, ada kemiringan hingga satu derajat untuk mencapai titip potensi sumber minyak.
Sementara itu, Project Manager (Pertamina Drilling Services Indonesia) PDSI Jawa untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) Komedi mengatakan pihaknya berencana akan menambah rig cyber yang saat ini juga dipakai di lapangan Jas-9. "Tahun 2018 rencananya akan menambah tiga unit berkekuatan 1.500 HP dan tiga unit berkekuatan seribu HP," ungkap Komedi.
Sebelumnya, pada 2011 PDSI mulai membeli rig pengeboran berbasis komputer itu karena lebih aman dan mudah digunakan. Nilai investasi satu peralatan rig cyber senilai 29 juta dolar Amerika Serikat (AS), dan bertahap setiap kali ada eksplorasi hingga saat ini memiliki sepuluh unit.
Komedi menjelaskan, dari sepuluh rig cyber milik PDSI semuanya digunakan untuk eksploitasi, eksplorasi, dan produksi di sejumlah lokasi. Beberapa di antaranya seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sumatra bagian selatan.
Salah satu lokasi pengeboran terdalam yang pernah dilakukan PDSI dengan rig cyber yaitu di Pulau Bunyu, Kalimantan Utara. "Di Pulau Bunyu itu sedalam 3.266 meter. Itu menjadi sumur terdalam yang dibor dengan rig cyber ini," tutur Komedi.