REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia menguat pada akhir perdagangan Kamis (1/2). Hal itu didorong oleh dolar AS yang lebih lemah membuat komoditas-komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut lebih menarik bagi para pemegang mata uang lainnya.
Harga minyak patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik 1,07 dolar AS, menjadi menetap di 65,80 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, naik 0,60 dolar AS menjadi ditutup pada 69,65 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Nilai tukar dolar AS turun terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Kamis (1/2). Hal ini karena para investor mempertimbangkan sejumlah data ekonomi. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,38 persen menjadi 89,047 pada pukul 15.00 waktu setempat.
Sentimen investor juga didorong oleh prospek yang dirilis Goldman Sachs. Goldman Sachs mengatakan pada Kamis (1/2) bahwa pasar kemungkinan mencapai keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Mereka juga memperkirakan minyak mentah Brent diperdagangkan di atas 80 dolar AS per barel akhir tahun ini.