Senin 29 Jan 2018 15:13 WIB

Ini Jumlah Dana yang Disuntikkan Google ke Go-Jek Indonesia

Kucuran dana ini menguatkan komitmen Google terhadap ekonomi digital di Indonesia.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Gojek. Ilustrasi
Gojek. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Google akhirnya berinvestasi ke perusahaan penyedia aplikasi digital transportasi di Asia dengan menyuntik dana ke Go-Jek Indonesia. Hal ini untuk menguatkan perusahaan yang berbasis di Jakarta, Indonesia, itu di tengah persaingan yang ketat di Asia Tenggara.

''Kucuran dana ini semakin menguatkan komitmen Google terhadap ekonomi digital di Indonesia,'' ungkap Wakil Presiden Google, Caesar Sengupta, di laman resmi perusahaan seperti dikutip Reuters, Senin (29/1).

Pengumuman oleh Alphabet Incs Google ini muncul setelah dua pekan lalu satu sumber yang dikutip Reuters menyatakan Google dan perusahaan investasi milik Pemerintah Singapura, Temasek, ikut menanamkan investasi di Go-Jek sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Rival-rival Go-Jek seperti Grab dan Uber diampu SoftBank Group Jepang, sementara Go-Jek berhasil mengamankan investasi dari raksasa teknologi asal Cina, Tencent Holdings Ltd dan JD.com Inc.

Google sendiri tidak menyebut spesifik nilai investasi yang mereka kucurkan ke Go-Jek. Namun, dua sumber yang dikutip Reuters menyatakan Google berinvestasi sekitar 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,330 triliun (kurs Rp 13.300 per dolar AS).

Saat ini Go-Jek tengah berinvestasi besar untuk meluaskan sistem pembayaran digital mereka yang kelak memungkinkan konsumen mereka melakukan aneka pembayaran ke pihak ketiga. Indonesia adalah populasi terbesar ke lima di dunia dengan lebih dari 133 juta pengguna internet.

Hal itu yang membuat Grab dan Uber juga terus berekspansi di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk terbanyak di Asia Tenggara dan warga lokal senang menggunakan aplikasi kendaraan daring. Asia Tenggara sendiri adalah pasar aplikasi digital transporasi ke tiga terbesar setelah Cina dan AS.

Selain layanan sewa jasa taksi motor, Go-Jek juga menyediakan aneka jasa pengantaran lain mulai dari makanan, barang, jasa tenaga kebersihan, jasa pemijat, hingga tata rias dalam satu aplikasi ponsel. Perusahaan yang dirikan lulusan Harvard School of Business dan mantan pekerja McKinsey, Nadiem Makarim, merupakan perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) yang tumbuh cepat dan sukses di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement