REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana memastikan stok beras untuk Bali cukup hingga beberapa bulan ke depan. Bali akan memasuki panen rata mulai Maret, April, hingga Mei 2018.
"Masyarakat tak perlu khawatir dengan ketersediaan dan pasokan beras," kata Mardiana di Denpasar, Senin (29/1).
Mardiana memaparkan luas areal tanam persawahan di Bali mencapai 141.219 hektare (ha) sementara luas panennya 140.703 ha. Hasil rata-rata panen berkisar 5,8 ton per ha atau 58,8 kwintal per ha. Dari luas panen tersebut, hasilnya adalah 827.362 ton gabah kering atau setara 518 ton beras.
Kebutuhan konsumsi beras di Bali mencapai 438.380 ton per tahun. Ini untuk memenuhi konsumsi total penduduk Bali dan wisatawan yang berkunjung, 4,2 juta jiwa per tahun. "Jika luas panen dikurangi rata-rata konsumsi per tahun, maka Bali surplus 388.982 ton hingga akhir Desember 2017, ditambah dengan panen raya tahun ini," kata Mardiana.
Harga eceran tertinggi (HET) beras medium di Bali, menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/ 2017 adalah Rp 9.540 per kilogram (kg), sementara beras premium Rp 12.800 per kg. Beras yang beredar di masyarakat terdiri dati tiga jenis, yaitu beras medium dari Bulog seharga Rp 9.350 per kg, beras premium seharga Rp 12.800 per kg, dan beras curah lokal Rp 10-11 ribu per kg.
Kenaikan beras curah lokal ini disebabkan harga padi yang dijual petani ke penggiling Rp 5.000 per kg, sementara mengingat cuaca tak menentu saat ini maka penggiling di Bali sebagian besar harus mengeluarkan biaya operasi lebih tinggi. Kabupaten Tabanan sebagai lumbung beras Provinsi Bali telah mengawali panen raya 25 Januari lalu. Panen raya perdana dilakukan petani-petani dari Subak Anyar Surabrata, Desa Lalang Linggah, Kecamatan Selemadeg Barat. Seluas dua ha sawah telah dipanen dari total 117 ha sawah siap panen.
Kepala Subak (Pekaseh) Anyar, Made Sudiartawan mengatakan Subak Anyar menerapkan pola tanam padi - padi - palawija. Jenis padi yang dipanen adalah Inpari 30. "Kami saat ini sedang berusaha menangkar benih varietas Ciherang dan Inpari 30," katanya.
Petani Subak Anyar menerima harga gabah bersih senilai Rp 4.400 per kg. Nilai tersebut, menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Momon Rusmono masih menguntungkan petani.
"Saat puncak panen rata Maret nanti hendaknya semua pihak duduk bersama supaya harga habah petani tidak jatuh," katanya.
Tabanan berkontribusi 25 persen dari keseluruhan produksi beras di Bali. Luas panen di daerah ini hingga Desember 2017 mencapai 38.062 ha dengan produktivitas 5,6 ton gabah kering giling (GKG). Varietas padi yang ditanam beragam, namun masih didominasi Ciherang, Cigelis, Cibogo, Inpari, dan Hibrida Mapan 05.