REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Ether, produk uang digital Ethereum, mempertahankan posisinya di nomor dua di pasar spot uang digital. Ether menjadi uang digital dengan pertumbuhan tercepat ke enam di dunia.
Desember 2017 lalu, uang-uang digital mayor tampak mendapat momentum mencapai harga tertinggi di level 19 ribu dolar AS. Memasuki Januari 2018, koreksi terjadi dan menahan semangat berlebih para investor uang digital dari aksi spekulatif.
Secara umum, uang digital menunjukkan pertumbuhan positif sepanjang Desember 2017. Khusus Ether, produk milik Ethereum, sempat sangat volatil dengan turunnya harga sebesar 83 persen dalam empat hari dari 1.426,34 dolar AS menjadi 780,92 dolar AS.
Beruntung, beberapa hari belakangan ini Ethereum menunjukkan pemulihan. Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Ether sebesar 998,03 dolar AS pada Jumat (26/1) dan naik 24 persen menjadi 1.236,18 dolar AS pada Ahad (28/1), demikian dilansir Forbes, Ahad (28/1).
Kenaikan volume dalam transaksi harian di jaringan Ethereum menunjukkan tingkat pertumbuhan eksponensial aplikasi terdesentrisasi ini. Aplikasi seperti EtherDelta, 0x, Radar Relay, dan CryptoCribs juga sempat mendapat sambutan serupa itu beberapa bulan lalu.
Pekan lalu, CEO Coinbase Brian Armstrongsempat memujiCryptoCribs yang merupakan bentuk aplikasi desentrisasi Etherum namun tanpa model penawaran koin perdana (ICO). Hal ini menyusul pengumuman dari aplikasi perdagangan saham yang populer, Robinhood, yang menyatakan uang digital akan masuk dalam kanal mereka. Uang digital yany dipakai pun terbatas, Bitcoin dan Ethereum saja.
Rendahnya harga uang digital lainnya, Gas, dipresiksi akan ikut meningkatkan volume transaksi Ether. ''Etherum tengah memanfaatkan momen volatilitaa Bitcoin,'' kata Akanshu Argh Jain, salah satu pendiri perusahaan konsultan blockchain, Hooklabs.io.