REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah fakultas ekonomi, lembaga riset, dan ekonom terkemuka pada Jumat (26/1) sepakat untuk membentuk wadah riset independen. Wadah riset ini dibentuk untuk mendukung otoritas kebijakan dan pelaku ekonomi dalam menghadapi semakin tingginya risiko perekonomian Indonesia.
Indonesia Bureau of Economic Research (IBER) akan menjadi wadah untuk jaringan ekonom melakukan berbagai riset dan kajian strategis untuk mendukung kebijakan publik Indonesia ke depan. ''Didukung oleh 13 perguruan tinggi dan institusi terpandang, IBER merupakan perwakilan jaringan para ekonom untuk membangun platform baru yang inovatif dalam analisis kebijakan publik,'' kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, Bambang Brojonegoro, saat menyaksikan peluncuran IBER, dalam keterangan resmi yang disampaikan media akhir pekan ini.
Sedangkan Ketua Dewan Pembina IBER yang juga Wakil Presiden RI 2009-2014 Profesor Boediono berharap IBER bisa menjadi wadah untuk meningkatkan kapasitas riset ekonomi di Indonesia yang berbasis pengujian konsep dan empiris. Selain itu, Boediono juga berharap dapat memberi masukan kepada pengambil kebijakan ekonomi.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FEB UI Profesor Ari Kuncoro, menyatakan, wadah ini dimulai oleh 13 Fakultas Ekonomi di berbagai universitas dan lembaga penelitian untuk menjadi jaringan yang lebih luas untuk para ekonom, termasuk ekonom muda, yang berkeinginan melakukan riset yang indepen, bermutu dan relevan untuk kebijakan ekonomi. ''IBER juga akan bermitra dengan Pemerintah antara lain Kementerian Keuangan, Bappenas, Kementerian Perdagangan dan BPS,'' ungkap Ari.