Sabtu 27 Jan 2018 19:56 WIB

Indonesia-Pakistan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

Kerja sama perdagangan maupun investasi mencapai 115 juta dollar AS

Jokowi di Pakistan
Foto: setkab.go.id
Jokowi di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemerintah Indonesia dan Pakistan sepakat meningkatkan kerja sama di sektor perdagangan dan juga investasi saat pertemuan antara pengusaha Pakistan dengan Indonesia. Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, untuk memberikan kepastian kepada para investor dari Pakistan, Kemendag pun akan terus menerus memberikan pendampingan.

"Perintah Presiden pada kami semua, jangan dilepas. Harus detail sebab pada kenyataannya sering kali niat itu menjadi terhambat karena berbagai hal teknis di lapangan. Kami dampingi terus," ujar Enggartiasto di Hotel Serena, Islamabad, Pakistan, Sabtu (27/1).

Dari kerja sama ini, total transaksi baik dalam perdagangan maupun investasi mencapai 115 juta dollar Amerika. Selain itu, Pemerintah Pakistan juga ingin agar Indonesia membangun industri pengolahan di Pakistan.

"Jadi kita bisa mengekspor semi finish produk terutama dari kelapa sawit. Kita tanggapi dengan baik," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, dalam pertemuan bilateral dengan Mendag Pakistan, kedua negara juga sepakat untuk memperdalam Preferential Trade Agreement (PTA) menjadi Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas secara bertahap, yang akan dimulai dari perdagangan barang kemudian dilanjutkan dengan investasi dan jasa.

"Dengan demikian maka kita harapkan, kita sepakati selesaikan di dalam tahun ini bahkan secara lisan kami berdua menyepakati memberikan perintah untuk six months itu selesai," ujar dia.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, dengan peningkatan PTA menjadi FTA secara bertahap ini diharapkan dapat mendongkrak nilai perdagangan antar dua negara.

"Karena kalau kita lihat dari penduduknya lebih dari 200 juta. Nilai perdagangan kita baru mencapai 2 billion dollar Amerika. Dari Januari-Agustus. Jadi kalau 2016 itu 2,1 (miliar dollar Amerika). 2017 sampai Agustus saja itu sudah hampir 1,8 biliion dollar Amerika dengan surplus ada di Indonesia," kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement