Kamis 25 Jan 2018 18:36 WIB

Dorong Ternak Sapi, Bantul Canangkan UPSUS SIWAB

Sekitar 70 persen dari kebutuhan daging di DIY dipasok dari Bantul.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Sapi
Foto: Republika/Prayogi
Sapi

REPUBLIKA.CO.ID,  BANTUL -- Kabupaten Bantul, DIY, merupakan salah satu kabupaten penghasil daging sapi. Demi meningkatkan jumlah sapi, pemerintah kabupaten setempat pun melakukan pencanangan Inseminasi Buatan (IB) oleh Bupati Bantul, Suharsono.

Hal ini dilakukan dalam rangka mensukseskan program UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) 2018. Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul, Pulung Haryadi, menyampaikan 70 persen dari kebutuhan daging di DIY pasokannya dari Bantul.

Oleh karena itu ia pun betul-betul menginginkan program UPSUS SIWAB ini selalu sukses di Kabupaten Bantul. "Di 2017 sudah mampu melebihi target. Ada 19 ribu ekor sapi yang sudah berhasil, targetnya 18 ribu, ujarnya, Kamis (25/1).

Ia pun mengatakan kegiatan yang dilakukan dalam meyukseskan UPSUS SIWAB di antaranya adalah optimalisasI IB, pemeriksaan reproduksi, dan semen beku.

Bupati Bantul Suharsono mengatakan, dengan adanya UPSUS SIWAB maka akan memaksimalkan potensi sapi indukan khususnya di Kabupaten Bantul untuk dapat terus menghasilkan anak sapi.

Kegiatan tersebut, jelas dia, tentunya juga menjadi bentuk komitmen dalam meningkatkan produksi daging dan memperbaiki usaha peternak lokal agar semakin sejahtera serta ikut mendorong dan mewujudkan target swasembada daging.

Program ini menjadi salah satu fokus atau prioritas dari Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul di 2018. "Cita-cita besar swasembada daging di tanah air perlu bersama sama kita upayakan secara serius dan sigap agar terwujud Indonesia yang mandiri, pemenuhan pangan asal hewan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak," kata Suharsono.

Lebih lanjut bupati berpesan kepada pemilik ternak di Bantul agar bisa lebih optimal untuk merubah pola pemeliharaan sapi dari perorangan ke arah kelompok dengan pola perkandangan koloni. Peternak juga didorong untuk melakukan pengembangan pola integrasi ternak tanaman, misalnya integrasi sapi-kolonjono.

Menurutnya, dengan sentralisasi kelompok ternak tentunya pemerintah juga akan lebih mudah dalam melakukan pemantauan terhadap ternaknya.

Ketua Kelompok Ternak Sapi 45 Bantul, Sarjuno mengatakan, kelompok ternak 45 telah berdiri selama 20 tahun dengan jumlah anggota 59 peternak dengan populasi sapi 97. Menurutnya, masyarakat di Depok, Parangtritis, mayoritas berpencaharian sebagai petani, nelayan, dan peternak.

"Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kelompok ternak yaitu pertemuan rutin, pelatihan-pelatihan, serta penambahan anggota demi meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Sarjuno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement