Kamis 25 Jan 2018 18:09 WIB

Harga Daging Ayam di Kabupaten Semarang Melambung

Kenaikan harga ini, jelas memengaruhi omzet penjualan daging ayam potong.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Penjualan daging ayam.
Foto: Antara.
Penjualan daging ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Di pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, harga daging ayam terus menunjukkan kenaikan harga yang cukup signifikan, hanya dalam waktu sepekan.

Cuaca yang cenderung kurang bersahabat, disebut menjadi pemicu lonjakan harga komoditas daging ayam ini. Karena dampaknya bagi peternakan serta proses transportasi.

Puput (29 tahun), salah seorang penjual daging ayam di Pasar Bandarjo, Ungaran, mengungkapkan sampai dengan hari ini komoditas daging ayam potong telah menembus harga Rp 35 ribu per kilogram (kg).

Pekan lalu, ujarnya, harga daging ayam potong masih rata- rata pada kisaran Rp 25 ribu per kg. Dalam rentang waktu sepekan ini pula kenaikan harga sudah berlangsung tiga kali.

“Sehingga sampai hari ini kenaikan harga daging ayam akumulasinya sudah mencapai Rp 10 ribu per kg,” jelasnya, Kamis (25/1).

Kenaikan harga ini, lanjut Puput, jelas memengaruhi omzet penjualan daging ayam potong. Ia juga menyebut momentum kenaikan harga daging ayam ini tidak menguntungkan.

Sebab bersamaan dengan lonjakan harga beras. “Beda mas, kalau menjelang Lebaran, berapapun mahalnya daging ayam tetap dibeli,” katanya.

Perihal lonjakan harga daging ayam potong, diamini oleh Sumirah (54), penjual daging ayam di Pasar Babadan. Berdasarkan keterangan para pemasok, kenaikan harga sudah terjadi di tingkat peternak.

Karena cuaca akhir-akhir ini yang cenderung ekstrim, papar dia, dengan curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga memengaruhi biaya operasional untuk peternakan juga melonjak.

Selain itu, kondisi cuaca ini disebut-sebut juga mempengaruhi pasokan daging ayam dari level peternak. Kondisi saat ini, pasokan ayam dari peternak juga sedang menurun.

“Inilah yang menyebabkan harga daging ayam melonjak. Karena harga dari peternak sudah naik, belum di tingkat pemasok dan di tingkat pasar tradisional (pedagang),” jelasnya.

Ia pun mengamini, kenaikan harga ini mengakibatkan omzet para penjual daging ayam menurun. Jika di luar kenaikan harga ini, ia bisa menyiapkan rata-rata 40 kg daging ayam per hari.

Dengan lesunya pasar daging ayam ini, Sumirah hanya menyiapkan 30 kg daging ayam. Itu pun tidak setiap hari bisa terjual habis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement