Kamis 25 Jan 2018 16:34 WIB

Fintech Modalku Belum Berencana Ekspansi ke Luar Jawa

Pada 2017, Modalku telah mencairkan pinjaman sebesar Rp 1 triliun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Fintech ( Financial Technology)
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Fintech ( Financial Technology)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Financial technology (fintech) Peer to Peer (P2P) Lending Modalku menyatakan tahun ini masih akan fokus menyalurkan pembiayaan ke tiga kota di Pulau Jawa. Di antaranya Bandung, Jakarta, dan Surabaya.

CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, belum bisa memastikan, apakah tahun ini bakal berekspansi ke luar Pulau Jawa atau tidak. "Potensi di tiga kota tersebut masih sangat besar. Itu belum sepenuhnya kita sasar. Makanya mau kita maksimalkan dulu di sana," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/1).

Dirinya menjelaskan, saat ini tantangan yang dihadapi oleh UMKM adalah keterbatasan akses kredit karena tak cukup agunan, tidak memiliki riwayat kredit, atau produk pinjaman yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka. Maka model bisnis P2P lending diharapkan menjadi alternatif sumber modal usaha bagi UMKM.

Dengan mendanai pinjaman UMKM, kata dia pemberi pinjaman Modalku mendapatkan alternatif investasi dengan tingkat return menarik, lebih tinggi dibandingkan deposito dan obligasi. Di sisi lain, UMKM peminjam mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan dengan proses online yang mudah dan cepat.

Pada 2017, Modalku pun telah mencairkan pinjaman sebesar Rp 1 triliun per 2017. Dana itu disalurkan ke lebih dari 2.000 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

Sebanyak Rp 540 miliar di antaranya disalurkan ke para pelaku UMKM di Indonesia. "Dengan begitu, penyaluran di Indonesia sekitar 60 persen lebih banyak dibandingkan negara lainnya. Kalau di Malaysia misalnya, kita baru launching tahun lalu. Ke depannya, mungkin Indonesia akan lebih besar sedikit," jelas Co Founder dan COO Modalku Iwan Kurniawan pada kesempatan serupa.

Ia menjelaskan, penyaluran pembiayaan tersebut didominasi oleh tiga sektor yaitu perdagangan, manufaktur, serta pelayanan. "Data kami menunjukkan di akhir 2017, sekitar 87 persen dari total pencairan Modalku ditujukan bagi tiga industri tersebut," jelasnya.

Sedangkan 13 persen sisanya, disalurkan ke sektor konstruksi, kesehatan, pariwisata, serta lainnya. Iwan menambahkan, ke depan Modalku akan terus mendukung UMKM dari berbagai sektor.

Hanya saja untuk tahun ini, dirinya menyebutkan, perusahaan tetap bakal fokus di tiga sektor tersebut. Pasalnya, potensi ketiganya masih sangat besar.

Berdasarkan data OJK, terdapat kebutuhan kredit nasional sebesar Rp 1.700 triliun per tahun bagi UMKM Indonesia. Sementara lembaga keuangan yang ada hanya dapat memenuhi Rp 700 triliun dari kebutuhan tersebut, sehingga ada kekurangan pendanaan sebesar Rp 1.000 trilliun setiap tahunnya.

Secara makro, data terakhir OJK juga menunjukkan fintech P2P lending Indonesia telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 2,5 triliun per 2017. "Angka itu termasuk kontribusi Modalku," tambah Iwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement