REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan kebijakan bea masuk cukup tinggi untuk impor mesin cuci dan panel surya. Kebijakan ini diambil menyusul adanya temuan dari Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa kedua produk impor tersebut menyebabkan kerugian bagi produsen lokal dan berpotensi menimbulkan pemutusan hubungan kerja bagi karyawan.
Pemerintah Amerika Serikat akan memberlakukan bea masuk impor sebesar 20 persen untuk produk mesin cuci rumah tangga ukuran besar di tahun pertama. Kemudian, untuk mesin cuci diatas ukuran tersebut dikenakan bea masuk sebesar 50 persen.
Sementara, impor panel surya dan modul dikenakan bea masuk sebesar 30 persen untuk tahun pertama dan turun menjadi 15 persen di tahun keempat. Sedangkan solar sel berkapasitas 2,5 gigawatts yang belum dirakit akan bebas bea impor setiap tahunnya.
Pemberlakuan bea masuk ini sebagai bagian dari kebijakan perdagangan America First yang bertujuan untuk melindungi produsen lokal.
"Anda akan mendapatkan pekerjaan lagi dan kami (Amerika Serikat) akan membuat produk kami lagi. Ini sudah lama sekali kami tunggu," ujar Trump dilansir Reuters, Rabu (24/1).
Di sisi lain, Presiden Asosiasi Industri Energi Matahari Amerika Serikat Abigail Ross Hopper menyatakan tidak senang dengan keputusan Presiden Trump tersebut. Menurutnya, kebijakan ini justru akan menaikkan biaya, membatalkan investasi miliaran dolar, dan menimbulkan pemutusan hubungan kerja bagi puluhan ribu karyawan.
"Kami tidak senang dengan keputusan ini. Dalam ekonomi yang basic, jika anda menaikkan sebuah harga priduk maka dapat menurunkan permintaan terhadap produk itu," kata Hopper.
Asosiasi tersebut memperkirakan, kebijakan bea masuk ini dapat mengurangi instalasi surya hampir 20 persen dari 11 gigawatt menjadi 9 gigawatt. Kebijakan tersebut juga dapat menyebabkan hilangnya 23 ribu lapangan pekerjaan di Amerika Serikat yang merupakan pasar solar sel terbesar keempat dunia setelah Cina, Jepang, dan Jerman.
Firma riset Wood Mackenzie memperkirakan, kebijakan bea masuk tersebut dapat mengurangi pertumbuhan instalasi solar sel di Amerika Serikat sebesar 10-15 persen dalam lima tahun ke depan. Diketahui, industri solar sel AS memiliki tenaga kerja sebanyak 260 ribu pekerja yang sebagian besar terlibat dalam pekerjaan instalasi ketimbang manufaktur panel. Jumlah ini lima kali lebih banyak daripada pekerja di industri batubara.