REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengaku, impor beras untuk menjaga kestabilan harga masih dalam proses. Ia mengatakan, saat ini Perum Bulog baru menetapkan eksportir yang akan mengirim 346 ribu ton beras ke Indonesia. Jumlah itu di bawah kuota yang ditetapkan pemerintah yakni sebanyak 500 ribu ton.
"Ini masih proses terus. Ini masih dapatnya segitu, bukan ada fase dua. Pokoknya yang ada disuruh impor maksimal 500 ribu ton. Ternyata, sementara dapatnya 346 ribu ton," ujar Djarot di Jakarta, Senin (22/1).
Djarot mengaku, beras impor tersebut akan mulai datang sebelum batas waktu yang ditetapkan pemerintah yakni 28 Februari 2018. "Mungkin pertengahan bulan depan mulai datang. Minggu-minggu pertama," ujarnya.
Sebelumnya, Perum Bulog telah menetapkan delapan perusahaan asing asal Thailand, Vietnam, India, dan Pakistan yang memenangkan lelang pengadaan beras. Direktur Pengadaan Bulog Adrianto Wahyu Adi mengatakan, mereka akan memasok beras umum sebanyak 346 ribu ton ke Indonesia.
Jumlah itu lebih kecil dibanding volume impor beras yang diizinkan pemerintah, yakni 500 ribu ton. Menurutnya, pengadaan beras tak mencapai 500 ribu ton karena sejumlah eksportir mengundurkan diri lantaran tak sanggup memenuhi persyaratan batas waktu pengiriman beras. Pemerintah mensyaratkan agar beras impor paling lambat masuk ke Indonesia pada 28 Februari mendatang.
Advertisement