REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Maybank Indonesia menargetkan kredit tumbuh di kisaran 9 persen sampai 10 persen pada 2018. Pertumbuhan itu akan didukung oleh sektor infrastruktur dan konsumer.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, tahun ini pertumbuhan kredit akan lebih baik dari sebelumnya. "Di 2018, kami lihat frastruktur masih berpotensi. Mudah-mudahan sektor konsumer juga ritel bisa kita harapkan," ujarnya di Jakarta, pekan ini.
Ia pun mengatakan, porsi kredit masing-masing sektor tidak akan terlalu berubah tahun ini karena pertumbuhan kredit setiap sektor hampir merata. Untuk porsi kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maybank misalnya, pada 2017 sebesar 40 persen dan tahun ini kemungkinan tidak jauh dari angka tersebut.
Kemudian secara portfolio, porsi kredit konsumer pun sebesar 40 persen. "Secara portofolio sudah terbentuk seperti itu, jadi kalau ada penambahan tidak jauh dari angka itu," ujar Taswin.
Ia menjelaskan, suku bunga kredit Maybank akan mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini tetap di 4,25 persen. Hanya saja, Taswin menegaskan, tidak ada suku bunga kredit perbankan yang single digit untuk semua segmen. "Suku bunga kredit beda segmen beda suku bunga. Kalau segmen korporasi mungkin suku bunga kredit bisa single digit tapi kalau untuk konsumer nggak mungkin single digit. Kalau di UMKM suku bunga kreditnya di kisaran high single digit sampai low double digit," kata Taswin.
Tahun ini, kata dia, perseroan secara khusus tidak menargetkan penurunan suku bunga kredit pada segmen tertentu. "Kita ikutin likuiditas cost of fund-nya saja," kata Taswin. Sementara itu, ia menyebutkan saat ini likuiditas masih terjaga. Loan to Deposit Ratio (LDR) Maybank pada tahun lalu secara bank only sekitar 86 persen.