Jumat 19 Jan 2018 18:08 WIB

Petani Bawang di Bantul Terancam Gagal Tanam

Panel surya untuk irigasi lahan petani rusak.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Nur Aini
Tanaman Bawang (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Tanaman Bawang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL-- Saat hujan jarang turun, sebagian petani bawang merah di Bantul mengandalkan sistem irigasi bertenaga surya. Namun, karena panel surya mengalami kerusakan, maka hal ini berpotensi menyebabkan petani bawang merah tak dapat menanam atau gagal tanam.

Petani di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul, Wakijo mengatakan, panel surya itu rusak karena terdampak banjir yang menerjang November lalu. "Total ada 20 panel surya yang rusak," ujar Wakijo, Jumat (19/1).

 

Padahal, seluruh panel surya yang rusak itu biasa digunakan untuk membangkitkan sistem irigasi di atas lahan seluas 4.800 meter persegi. Panel surya itu sebenarnya merupakan bagian dari penelitian irigasi tenaga surya dari Kementerian Pertanian. Sistem yang masih dalam tahapan uji cona itupun belum genap setahun dinikmati oleh para petani.

 

"Kini yang tersisa hanya tiga panel surya," kata dia. Panel itupun sudah tak dapat digunakan karena sarana pendukung lainya seperti pompa air dan alam penyiram juga mengalami kerusakan.

 

Mengingat tanaman bawang merah merupakan tanaman yang harus kerap disirami tiap hari, maka ia pun pesimistis penanaman bawang akan berhasil jika tanpa bantuan sistem irigasi itu. Terlebih, sistem ramah lingkungan ini mampu menghemat 14 liter bahan bakar minyak jika dibandingkan dengan sistem irigasi konvensional.

 

Pasalnya, seluruh solar panel itu mampu menghasilkan daya listrik sebesar 4.500 volt ampere (VA). Namun karena solar panel itu rusak, maka para petani harus membuat sistem irigasi dengan biaya yang tidak kecil jika ingin tanaman bawang merahnya terairi dengan optimal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement