Jumat 19 Jan 2018 15:28 WIB

BI: Ketahanan Perekonomian Indonesia Semakin Membaik

Hal ini ditandai dengan pencapaian inflasi yang rendah dan neraca transaksi berjalan pada tingkat yang sehat.

Pembangunan ekonomi Indonesia
Foto: ANTARA
Pembangunan ekonomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Bank Indonesia (BI) optimistis bahwa ketahanan perekonomian Indonesia kian membaik. Salah satunya ditandai dengan pencapaian inflasi yang rendah sesuai target.

"Pada tahun 2017, inflasi terkendali pada level yang rendah dan berada pada sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen," kata Asisten Gubernur BI dan Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Filianingsih Hendarta saat memberi sambutan dalam upacara serah terima jabatan Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto di Ruang Kamandaka, Hotel Aston Imperium, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (19/1).

Ia mengatakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Desember tercatat sebesar 0,71 persen (month to month/mtm), sehingga secara keseluruhan tahun inflasi 2017 mencapai 3,61 persen (year on year/yoy). Dengan perkembangan tersebut, kata dia, inflasi dalam tiga tahun terakhir secara konsisten berhasil dikendalikan dalam kisaran sasaran.

"Terkendalinya inflasi 2017 didorong oleh rendahnya inflasi inti dan inflasi volatile food serta terkelolanya dampak kenaikan berbagai tarif dalam inflasi administered prices. Selain itu, terkendalinya inflasi 2017 juga didukung oleh faktor positif permintaan dan penawaran, rendahnya tekanan dari eksternal, serta koordinasi kebijakan yang kuat antara BI dan pemerintah di pusat maupun daerah," katanya.

Ia mengatakan ke depan, inflasi diperkirakan kembali berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5 plus minus 1 persen. Meskipun demikian, dia mengatakan Bank Indonesia akan terus mewaspadai risiko kenaikan inflasi.

"Koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam pengendalian inflasi akan terus diperkuat," kata Filianingsih.

Filianingsih mengatakan ketahanan perekonomian Indonesia yang kian membaik juga ditandai dengan neraca transaksi berjalan pada tingkat yang sehat di mana pada triwulan ketiga 2017 tercatat minus 1,37 persen. Selain itu, aliran masuk modal asing yang tinggi di mana net inflow (arus masuk bersih) pada 2017 tercatat sebesar 31,41 miliar dolar AS lebih tinggi dari net inflow pada 2016 yang sebesar 28,62 miliar dolar AS.

"Nilai tukar rupiah yang stabil juga menandai resiliensi perekonomian Indonesia yang kian membaik. Untuk keseluruhan tahun 2017, rupiah secara rata-rata harian relatif stabil dengan mencatat depresiasi tipis sebesar 0,60 persen menjadi Rp 13.385 per dolar AS. Pergerakan rupiah yang stabil tersebut didukung oleh aliran modal asing ke Indonesia yang cukup signifikan sejalan dengan perkembangan eksternal dan domestik yang positif," kata Filianingsih.

Ia mengatakan ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai risiko ketidakpastian keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement