REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Ciamis memperkirakan panen raya padi akan terjadi mulai pertengahan bulan Februari. Melalui panen raya diharapkan mampu meningkatkan stok beras baik di tingkat lokal dan nasional.
Kepala Distan Ciamis Kustini mengatakan panen sebenarnya terjadi hampir setiap bulan. Hanya saja panen berada dalam skala kecil dan terbatas di titik tertentu saja. Sehingga menurutnya masih belum optimal dalam menopang pasokan beras.
"Sebetulnya panen ada tiap bulan, tapi panen kecil saja 100-200 hektar per bulan. Tiap bulan panen agak banyak di arah utara Panjalu, Sukamantri, cuma kurang berasa pasokannya," katanya pada Republika.co.id, Kamis (18/1).
Adapun panen raya, kata dia baru akan terjadi mulai pertengahan Februari. Ia mengakui terjadi keterlambatan panen karena kekeringan yang terjadi selama empat bulan. Sehingga mayoritas pola tanam berubah dari seharusnya bulan Oktober menjadi November atau Desember.
"Kami tanam normal Oktober panennya Januari, tapi sekarang baru November-Desember tanam karena kekeringan dan musim hujan agak terlambat, berarti panen raya pertengahan Febuari terus sampai Maret," ujarnya.
Ia optimis setengah dari total lahan sawah di Ciamis akan mengalami panen raya di periode tersebut. Wilayah-wilayah yang akan menuai panen raya di Ciamis ialah Banjarsari, Pamarican dan Banjaranyar.
"Dari setengah luas sawah di Ciamis seluas 35.474 bisa panen, berati sekitar 17 ribu hektar sawah yang panen. Termasuk Banjarsari, Pamarican, Banjaranyar. Kalau Lakbok mungkin Maret karena belakangan tanamnya," jelasnya.
Ia berharap panen raya di Ciamis bisa ikut menopang pasokan beras di tingkat lokal dan nasional. Sehingga panen raya kali ini mampu menekan harga beras. "Setelah panen ini mungkin bisa ikut berkontribusi sama harga beras di Ciamis, kalau harga beras secara nasional perlu ditopang sama panen di wilayah lain," tuturnya.