Selasa 16 Jan 2018 14:00 WIB

Jangan Lupa Beli Suvenir Khas Sungai Wain Saat ke Balikpapan

 Suvenir berupa ukiran kayu, ukiran batok kelapa dan anyaman rotan menarik khas  desa wisata Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Km 15 Balikpapan.
Foto: pertamina
Suvenir berupa ukiran kayu, ukiran batok kelapa dan anyaman rotan menarik khas desa wisata Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Km 15 Balikpapan.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Singgah ke Balikpapan, jangan lupa mengunjungi desa wisata Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Km 15 Balikpapan. Disana selain menikmati keindahan alam, dan keaneragaman hayati, pengunjung juga dapat membeli suvenir unik khas Sungai Wain untuk oleh-oleh bagi orang tercinta di rumah.

Suvenir berupa ukiran kayu, ukiran batok kelapa dan anyaman rotan menarik yang dibuat dari kayu limbah ini merupakan inisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Pertamina yang menggandeng warga Desa Wisata Sungai Wain. Pertamina bukan tanpa alasan memilih Desa Sungai Wain.

Warga Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara ini masuk dalam kawasan ring I wilayah aset milik Pertamina Refinery Unit V di kawasan Sungai Wain, yakni, keberadaan Reservoir Sei Wain. Program ini menjadi wujud tanggung jawab sosial Pertamina bagi warga yang tinggal di sekitar aset pendukung operasinya.

photo
Suvenir berupa ukiran kayu, ukiran batok kelapa dan anyaman rotan menarik khas desa wisata Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Km 15 Balikpapan.

Agusdin, Penggerak Kelompok Perajin Desa Sungai Wain yang juga aktivis lingkungan mengatakan awalnya warga di sana memiliki beragam mata pencaharian. Namun, pekerjaannya masih tidak tetap dan seringkali mengisi waktu senggang mereka untuk membuat kerajinan tangan.

“Total warga di sini sebanyak 476 orang dan 138 kepala keluarga. Beberapa masih memiliki pekerjaannya tidak tetap dan sering mengisi waktu senggang mereka untuk membuat kerajinan, seperti atap dari daun nipah-nipah, maupun rajutan dan anyaman rotan” ujarnya.

Kelompok pengrajin kampung Sungai Wain diinisasi sejak tahun 2015 melalui program CSR yang mengarah pada kegiatan pelatihan souvenir asli Balikpapan dan memfokuskan kerajinan dengan bahan dasar batok kelapa, ukiran kayu dan anyaman rotan. Tahapan program yang dilakukan dimulai sejak Maret 2015 (tahap I) hingga Mei 2017 (tahap II), warga Desa Sungai Wain mengikuti pendampingan dan pelatihan pembuatan souvenir asli Balikpapan.

“Kami berterima kasih dan bersyukur dengan adanya kegiatan Pertamina ini. Setidaknya dua manfaat kami peroleh, warga semakin kompak dan produktif, serta ada tambahan ekonomi yang bisa dihasilkan melalui kerjasama,” kata Agusdin.

Selain kelestarian alam, kini Desa Wisata Sungai Wain mempunyai suvenir yang unik dan mempunyai nilai jual yang baik. Dengan adanya Kelompok pengrajin suvenir Sungai Wain bisa ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.

Rebu, salah satu pengrajin yang sedang membuat kerajinan foto dari kayu limbah mengatakan mendapatkan ketrampilan pembuatan suvenir melalui pelatihan pembuatan suvenir tahap 1 yang dilakukan di Yogyakarta pada 19 sampai 25 Maret 2015.

“Saat itu kami diberikan pengetahuan teknik dasar pembuatan souvenir berbahan dasar batok kelapa, adalah membuat motif suvenir yang berhubungan dengan kultur Kaltim atau Balikpapan,” kata Rebu.

photo
Suvenir berupa ukiran kayu, ukiran batok kelapa dan anyaman rotan menarik khas desa wisata Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) di Km 15 Balikpapan.

Beberapa sampel motif yang berhasil dibuat oleh Kelompok pengrajin kampung Sungai Wain seperti Mandau, Tameng Dayak, Burung Enggang, Beruang Madu, Obor Kilang Pertamina. Suvenir yang diproduksi antara lain gantungan kunci, hiasan meja hingga tempelan dinding. Keunikan suvenir khas sungai Wain ini telah berhasil memikat turis manca negara untuk membeli produk ini.

Mino Capezzera salah satu turis mancanegara asal Italia yang mengunjungi desa wisata sungai Wain tertarik membeli beberapa suvenir karena keunikan dan nilai kepedulian lingkungan melalui penggunaan bahan kayu limbah dan batok kelapa untuk dijadikan kerajinan tangan.

“Saya datang ke desa wisata Sungai Wain selama lima hari untuk menikmati keindahan alam dan pulang dengan membawa buah tangan yang dibuat dari bahan olahan limbah ini, thats paradise” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement