Selasa 16 Jan 2018 10:11 WIB

IPO, Xiaomi Tawarkan Sahamnya Senilai 100 Miliar Dolar AS

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Xiaomi
Xiaomi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Produsen ponsel asal Cina, Xiaomi, dikabarkan mulai memilih beberapa bank sebagai penjamin emisi jelang penawaran saham perdana (IPO) perusahaan itu. Nilai IPO Xiaomi diproyeksi akan mencapai 100 miliar dolar AS.

IPO produsen ponsel terbesar di Cina itu akan dilakukan pada paruh ke dua 2018 ini. Perusahaan berjuluk Apple dari Cina itu harus turun posisi di bawah Huawei, Oppom dan Vivo pada 2017 meski pertumbuhan mereka masuk di peringkat tiga besar industri manufaktur.

Nilai IPO Xiaomi dimungkinkan mencapai nilai 100 miliar dolar AS (sekitar Rp 133 triliun). Morgan Stanley, Goldman Sachs, Credit Suisse, dan Deutsche Bank akan jadi penjamin emisi IPO Xiaomi selain jua beberapa penjamin emisi asal Cina, demikian dilansir Bloomberg, Senin (15/1).

Produk-produk Xiaomi sendiri dinilai sangat mirip dengan produk-produk Apple, meski perusahaan ini juga memiliki produk berbasisi Android seperi Mi4. Sayangnya, Xiaomi kurang berupaya keras sehingga tersaingin oleh Huawei yang berhasil menjadi unggul di Cina pada 2015 lalu berkat produknya Google Nexus 6P.

Dalam surat kepada para pekerja pada awal 2017 lalu, pendiri Xiaomi Lei Jun mengakui Xiaomi tumbuh terlalu cepat sementara mereka masih harus mengatasi kendala para rantai pasok dan persaingan harga dengan kompetitor lokal. Pangsa pasar Xiaomi sendiri mencapai 14 persen di Cina, di bawah Huawei yang pangsa pasarnya 19 persen.

Dalam surat itu, Lei Jun menyatakan Xiaomi menargetkan pendapatan sebesar 100 miliar yuan (15,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 206,15 triliun) pada 2017. Meski pertumbuhan di Cina lambat, Xiaomi berhasil mendorong pertumbuhan produknya di India.

Xiaomi juga dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk masuk pasar AS meski rencana itu nampaknya harus ditunda melihat apa yang terjadi pada Huawei. Huawei yang coba memasuki pasar AS pekan lalu harus gigit jari karena kerja sama distribusi mereka terpaksa dibatalkan akibat isu keamanan di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement