Selasa 16 Jan 2018 06:25 WIB

Pembangunan PLTB Sidrap Capai 90 Persen

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Hiru Muhammad
Beberapa turbin proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di wilayah perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Senin (15/1), tampak berdiri kokoh. Proyek pembangkit listrik 75 MW ini sudah mencapai 90 persen.
Foto: dok PLN
Beberapa turbin proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap di wilayah perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Senin (15/1), tampak berdiri kokoh. Proyek pembangkit listrik 75 MW ini sudah mencapai 90 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, SIDRAP – Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap berkapasitas 75 megawatt (MW) yang berada di wilayah perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, telah mencapai 90 persen.

PT UPC Sidrap Bayu Energi yang membangun pembangkit ini sudah menyelesaikan 25 wind turbin generator (WTG) dari target total 30 WTG. “Sisanya akan diselesaikan pada bulan mendatang. Insya Allah pembangkit ini akan diresmikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada akhir bulan Februari mendatang,” jelas Djoko Rahardjo Abu Manan, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di lokasi proyek, Senin (15/1).

Djoko menyatakan, PLTB Sidrap termasuk bagian dari megaproyek pembangunan listrik 35 ribu MW. Dengan kapasitas 75 MW, diproyeksikan mampu melistriki 70 ribu pelanggan di Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan daya listrik bagi pelanggan rata-rata sebesar 900 voltampere (VA).

“Yang menggembirakan, local content pembangkit ini sudah mencapai 40 persen. Tiang turbin buatan Cibinong,” ungkap Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN. “Inilah yang membuat biaya proyek bisa makin murah.”

Menurut Supangkat, masing-masing turbin berketinggian 80 meter dengan baling-baling sepanjang 57 meter. PLTB Sidrap ini pembangkit tenaga angin pertama di Indonesia yang memanfaatkan lahan seluas 100 hektare. Dengan adanya PLTB tersebut, akan memperkuat sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan sehingga cadangan daya sistem Sulsel bisa bertambah menjadi 500 MW pada 2018.

Supangkat mengungkapkan, penandatanganan proyek pertama pada Agustus 2015. Berdasarkan laporan tim pelaksana proyek, pembangkit ini akan selesai pada Februari mendatang. “Pembangunan PLTB Sidrap ini menunjukkan komitmen PLN dalam memanfaatkan energi baru dan terbarukan,” ujar Supangkat.

Menteri BUMN Rini Soemarno yang rajin memantau PLTB Sidrap optimistis pembangunan pembangkit tersebut sesuai target. "Saya berharap progress penyelesaian PLTB sesuai jadwal sehingga dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat, sekaligus menjadi PLTB pertama di Indonesia guna secara bertahap memenuhi tenaga listrik dari EBT (energi baru dan terbarukan),” ungkap Rini.

Menurut Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir, timnya mengawasi setiap detail perkembangan pembangunan proyek kelistrikan, termasuk PLTB Sidrap. Pengawasan ini sangat penting karena proyek PLTB Sidrab bagian dari proyek 35 ribu MW. Pengawasan juga penting agar pembangunan bisa sesuai target dengan kualitas yang bagus.

Sofyan merasa bersyukur karena pembangunan PLTB Sidrap menggunakan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) hingga 40 persen. Proyek juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 500 pekerja.

General Manager PT PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar), Bob Saril, menyatakan kondisi kelistrikan sistem Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel)  saat ini sudah surplus 20 persen. Daya mampu listrik mencapai 1.257,3 MW, sementara beban puncak sebesar 1.050 MW. Dengan demikian PLN masih memiliki cadangan daya 207,3 MW yang dapat memasok ke pelanggan.

Bob menjelaskan, dengan adanya beberapa pembangkit baru, pada 2018 ini PT PLN Wilayah Sulselrabar akan memiliki cadangan daya sebesar 500 MW. “Oleh karena itu, PLN mengajak investor agar jangan ragu berinvestasi di Sulsel karena listrik sudah surplus dan jaringan semakin andal. Tahun ini surplus kami perkirakan bisa mencapai 47 persen,” katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement