Kamis 11 Jan 2018 13:30 WIB

Operasi Pasar Beras di Madiun Belasan Ton

Red: Nur Aini
Konsumen sedang memilih jenis beras, ilustrasi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Konsumen sedang memilih jenis beras, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Badan Urusan Logistik Subdivisi Regional IV Madiun, Jawa Timur, menyediakan 16 ton beras jenis medium untuk pelaksanaan operasi pasar guna menekan tingginya harga komoditas tersebut di pasaran saat ini.

Kepala Bulog Subdivre IV Madiun Heriswan mengatakan, beras medium sebanyak 16 ton tersebut akan digelontorkan ke tiga daerah yang masuk wilayah kerjanya, yakni Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Ngawi. "Pada prinsipnya, Bulog siap menggelontorkan beras sebanyak-sebanyaknya ke pasaran untuk menstabilkan harga beras saat ini. Untuk pelepasan awal ini ada sekitar 16 ton yang disediakan, namun jumlah tersebut tidak langsung dikelurkan semua karena menyesuaikan dengan kemampuan pedagang sebagai mitra operasi pasar," ujar Heriswan kepada wartawan di Madiun, Kamis (11/1).

Bulog akan mengirimkan beras sesuai dengan permintaan pedagang grosir. Menurutnya, Bulog diinstruksikan oleh Kementerian Perdagangan untuk menggelar OP beras mulai saat ini hingga Maret 2018. Operasi beras dilakukan hingga Maret sebab diproyeksikan bulan tersebut para petani sudah memasuki masa panen sehingga harga beras dipastikan akan turun.

Heriswan menyatakan, Bulog Madiun saat ini memiliki stok beras medium sekitar 9.000 ton. Beras tersebut siap didistribusikan ke titik manapun yang membutuhkan, baik di tingkat kelurahan, desa, hingga dusun. Stok tersebut juga cukup untuk empat bulan ke depan.

"Kami diperintah oleh Kementerian Perdagangan untuk melaksanakan OP sampai Maret, tapi stok kami saat ini cukup sampai empat bulan ke depan," kata dia.

Ia menjelaskan, selama ini operasi pasar yang dilaksanakan Bulog Madiun dengan berbagai instansi terkait ke pasar-pasar selalu habis diserap warga. Namun, cara OP tersebut dinilai belum signifikan menurunkan harga. Karena itu, Kementerian Perdangangan meminta Bulog melaksanakan OP dengan menggandeng mitranya yaitu para pedagang beras yang ada di daerah setempat. Sesuai dengan SK Mendag terbaru, harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok dalam OP tersebut adalah Rp 9.450 per kilogram. "Tapi dalam OP kali ini HET yang kami lepas adalah Rp 9.350 per kilogram, Rp 100 di bawah patokan," ungkap Heriswan.

Adapun, pelepasan beras medium Bulog untuk OP ke pasaran sudah dilakukan sejak Selasa (9/1). Di antaranya didistribusikan ke pedagang-pedagang beras di Pasar Besar dan Pasar Sleko Kota Madiun. Dengan OP yang melibatkan para pedagang grosir tersebut, diharapkan harga komoditas beras di pasaran dapat turun.

Sesuai pantauan, harga beras medium jenis IR 64 di pasaran Kota Madiun saat ini masih berkisar Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu per kilogram. Harga tersebut tergolong tinggi dari normalnya yang mencapai Rp 8.500 hingga Rp 9.000 per kilogram. Kenaikan harga diduga dipicu karena tingginya permintaan di saat petani belum memasuki masa panen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement