Selasa 09 Jan 2018 18:14 WIB

Harga Beras Mahal, Purwakarta Usulkan Operasi Pasar

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Friska Yolanda
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti melepas truk yang akan melakukan operasi pasar beras medium ke seluruh Indonesia, Selasa (9/1).
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti melepas truk yang akan melakukan operasi pasar beras medium ke seluruh Indonesia, Selasa (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas UKM Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta akan berkoordinasi dengan Bulog setempat untuk menggelar operasi pasar (OP) beras. OP ini dinilai mendesak karena kenaikan harga beras semakin tak terkendali.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas UKM Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, Wita Gusrianita, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan mengenai kenaikan harga beras yang mencapai Rp 2.000 per kilogram (kg). Salah satu solusi untuk menyetabilkan harga, yaitu dengan menggelar operasi pasar murah (OPM).

Harga beras premium di pasar mencapai Rp 12.500 per kg. Beras medium dijual seharga Rp 10.500 per kg. Harga beras medium telah melebih harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp 9.450 per kg.

"Untuk OP beras, kita akan bahas dulu lalu dikoordinasikan dengan Bulog," ujarnya, kepada Republika.co.id, Selasa (9/1).

Menurut Wita, salah satu penyebab mahalnya harga beras adalah menurunnya suplai. Biasanya, suplai beras untuk Purwakarta mencapai 30 ton per hari. Saat ini, pasokannya hanya 10 ton.

Tak hanya itu, Wita juga mengatakan alih fungsi lahan menjadi penyebab kenaikan harga. Alih fungsi lahan membuat pasokan sedikit, sementara permintaan tetap tinggi. Akibatnya, harga pun naik.

"Jadi wajar saja, bila produksi beras menurun akibat lahan yang terus menyusut. Dampaknya, harga beras semakin mahal," ujarnya.

Ahmad (58 tahun), pedagang beras di Pasar Rebo Purwakarta, mengatakan, operasi pasar sangat penting. Namun, pedagang minta beras yang dijual pemerintah (OP) berkualitas baik, minimal setara beras medium.

"Jangan kualitas raskin, nanti OP beras itu tidak ada peminatnya," ujar Ahmad. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement