REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Uni Emirat Arab (UEA) merupakan investor terbesar di Mesir dengan investasi senilai 6,2 miliar dolar AS di berbagai sektor jasa dan produksi. Menteri Perdagangan dan Industri Mesir Tarek Kabil mengatakan hubungan perdagangan antara Mesir dengan UEA memperlihatkan kemajuan nyata selama tahap ini.
Dia mengatakan neraca perdagangan antara kedua negara menunjukkan perbedaan dalam impor dan ekspor yang menguntungkan Mesir sebesar 1,5 miliar dolar AS pada 2017. Naik dibandingkan 1,4 miliar dolar AS pada 2016.
Saudi Ubah Status Aramco dari BUMN Jadi PT
"Kairo berusaha untuk lebih meningkatkan hubungan dagang dengan Abu Dhabi melalui perluasan jumlah perusahaan Mesir yang mengekspor ke UEA dan mereka yang mengambil bagian dalam pameran di negara Teluk itu," kata Kabil.
Mesir telah mengalami perlambatan ekonomi selama beberapa tahun terakhir, karena gejolak politik dan tantangan keamanan yang relevan. Hal itu mendorong Mesir pada akhir 2016 memulai program reformasi ekonomi tiga tahun yang ketat, termasuk langkah-langkah penghematan, pengurangan subsidi energi dan kenaikan pajak, ditambah mengambangkan mata uang lokal terhadap dolar AS.
Meskipun menyebabkan kenaikan harga-harga dan tingkat inflasi yang tinggi, pelepasan pound Mesir mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendukung rencana reformasi ekonomi Mesir dengan pinjaman 12 miliar dolar AS, setengahnya telah dikirim ke negara Afrika Utara itu.
UEA, bersama dengan negara-negara Teluk yang kaya minyak lainnya termasuk Arab Saudi dan Kuwait, tidak termasuk Qatar, mendukung kepemimpinan Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi dengan miliaran dolar AS dan berton-ton pasokan minyak, setelah penggulingan Presiden Mohamed Morsi oleh militer yang dipimpin Sisi pada Juli 2013.