Senin 08 Jan 2018 15:20 WIB

Sandiaga Yakinkan Rini Soal Ratu Prabu yang Ingin Bangun LRT

Rep: Sri Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Sandiaga Uno
Foto: Raisan Al Farisi/Republika
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno berusaha meyakinkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengkaji proposal yang diajukan Group Ratu Prabu. Perusahaan ini ingin membangun proyek light rapid transit (LRT) tanpa bantuan dana dari pemerintah.

"Saya bilang, 'Bu, mereka, Ratu Prabu, sudah dua tahun mengerjakan ini dan membayar mahal sekali untuk konsultan internasional, itu Bechtel International," kata Sandiaga di Rumah Makan Bubur Kwang Tung, Pecenongan, Jakarta Pusat, Senin (8/1).

Kepada Rini, Sandiaga menjelaskan reputasi Bechtel sebagai konsultan ternama dunia. Ia juga menceritakan pengalamannya menggunakan jasa Bechtel International. Perusahaan ini, kata Sandi, melakukan kajian secara sangat mendalam. "Saya pernah pakai juga waktu saya di dunia usaha. Dan mahal sekali mereka. Berarti mereka melakukan kajian itu sangat dalam," kata politikus Gerindra ini.

Menurut Sandiaga, ia sempat meminta pihak Ratu Prabu untuk meninggalkan berkas hasil kajian mereka. Namun, permintaan itu belum dapat dipenuhi karena adanya perjanjian kerahasiaan antara Ratu Prabu dan Bechtel International.

Selama ini, Ratu Prabu melakukan koordinasi Kementerian Perhubungan dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek. Sandiaga juga akan mendorong Kementerian Perhubungan sebagai sektor utama (leading sector) untuk mendorong kajian tersebut.

Sandiaga menceritakan, PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) merupakan perusahaan minyak dan gas bumi yang memiliki banyak proyek infrastruktur. Ia mengaku sudah sangat lama mengenal Presiden Direktur PT Ratu Prabu B Bur Maras. Perusahaan ini telah aktif di industri migas selama puluhan tahun. "Mereka sudah aktif di industri migas dalam 20, 30, mungkin 40 tahun terakhir," kata dia.

Ia mengaku terkejut saat Bur Maras datang ke Balai Kota. Pasalnya, bagi Ratu Prabu, transportasi merupakan sektor baru yang akan mereka geluti. Tak heran, perusahaan itu melakukan kajian yang mendalam.

"Jadi nanti kita tentunya akan kaji bersama-sama Kemenhub dan tentunya BUMN bagaimana partisipasi swasta yang tidak membebani anggaran pemerintah ini bisa direalisasikan," ujar dia.

Sandiaga mengaku memiliki pandangan yang sama dengan Rini Soemarno. Seandainya memungkinkan, ia ingin proyek ini didorong dan dipercepat. Sebagai informasi, Grup Ratu Prabu merupakan salah satu korporasi yang berminat menanamkan modalnya di proyek Light Rail Transit (LRT) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mereka menawarkan investasi sebesar 25 miliar dolar AS.

Ratu Prabu ingin melaksanakan proyek ini dalam tiga tahapan. Apabila disetujui, mereka akan mengerjakannya dalam lima tahun, mulai 2020 hingga 2025.

Menurut Sandiaga, konsep yang ditawarkan Ratu Prabu sudah cukup matang yaitu membangun 200 kilometer tambahan LRT. Proyek tersebut dibangun di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Konsep yang digunakan adalah Bussines to Bussines (B2B) tanpa dukungan pemerintah dalam pemberian jaminan dengan total dana yang akan digalang sebesar Rp 320 triliun. Investor yang dilibatkan dalam proyek ini berasal dari Korea, Cina, dan Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement