REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri financial technology (fintech) terus berkembang pesat. Di antaranya fintech Peer to Peer (P2P) Lending yang semakin banyak bermunculan.
Hal itu membuat dana nasabah banyak masuk ke perusahaan fintech P2P Lending. Maka perlu ada penjamin yang memastikan dana tersebut aman.
Beberapa perusahaan fintech P2P Lending pun menggandeng lembaga penjaminan untuk melindungi dana nasabahnya. Di antaranya Amartha dan Investree.
Vice President of Growth Amartha Fadilla Tourizqua Zain mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan lembaga perbankan. Kerja sama itu untuk pengelolaan escrow account.
"Kami juga bekerja sama dengan Jamkrindo (Jaminan Kredit Indonesia) untuk skema penjaminan. Kerja sama itu sampai sekarang masih terus berjalan," ujar wanita yang akrab disapa Ika ini kepada Republika, Jumat, (5/1).
Founder & CEO Amartha Andi Taufan menambahkan, bagi Amartha kerja sama tersebut merupakan milestone yang akan memacu Amartha untuk tumbuh dan melayani masyarakat unbanked di Indonesia. "Selama ini kita tahu, mereka sulit mendapatkan pinjaman karena tidak memiliki kelayakan kredit. Maka itulah Amartha hadir pertemukan mereka dengan investor yang mau berinvestasi sekaligus memberikan dampak sosial," jelasnya.
CEO Investree Adrian Gunadi juga menyatakan, perusahaannya bekerjasama dengan Jamkrindo serta Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) Syariah. Tujuannya untuk mengamankan dana nasabah. "Perkembangan (kerja sama sampai sekarang) Alhamdulillah baik," ujar Adrian saat dihubungi Republika, Jumat, (5/1). Ia menjelaskan, sinergi ini berskema asuransi penjaminan kredit.
Sebagai informasi, melalui kerja sama tersebut setiap transaksi pembiayaan piutang atau invoice financing untuk proyek pengadaan barang atau jasa dengan jumlah maksimal Rp 2 miliar serta jangka waktu 12 bulan yang ada di Investree dijamin oleh Jamkrindo. Maka para investor tidak perly khawatir.