REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan akan mengupayakan peningkatan investasi sektor e-commerce pada 2018. Sebab selam tahun 2017 sektor ini pun mampu tumbuh 50-80 persen (year on year).
Investasi sektor ini pada 2017 berhasil menembus angka lima miliar dolar AS. Angka ini sudah separuh dari investasi di sektor minyak dan gas (migas) pada tahun yang sama.
Berdasarkan data yang dihimpun BKPM, investasi di sektor ini sangat memuaskan. Investasi asal Cina untuk sektor e-commerce di Indonesia cukup fantastis. Dia mencontohkan Alibaba Grup mengucurkan lebih dari tiga milliar dolar AS atau setara Rp 40 triliun kepada Lazada dan Tokopedia serta Tencent yang diberitakan menyuntik 1,2 milliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun kepada Go-jek.
Sejauh ini dominasi investor e-commerce adalah negara Cina, ke depan BKPM akan mencari investasi dari negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan juga di Benua Eropa. "Kita akan upayakan dari banyak negara. Momentum yang sudah ada sekarang harus kita manfaatkan betul. Jangan hanya investasi dari Cina," ujar Lembong, Jumat (5/1).
Di Amerika Serikat, Thomas mencontohkan perusahaan Google, Facebook ataupun Amazon yang berpotensi menjadi bidikan. Selain itu, Softbank dari Jepang juga berpotensi jadi sasaran, mengingat perusahaan tersebut pernah menggalang dana investasi sebesar 100 miliar dolar untuk Grab.
Selain e-commerce, Thomas mengatakan pemerintah juga masih mengandalkan sektor pariwisata sebagai salah satu penunjang investasi. Pariwisata dianggap paling menjanjikan dengan kondisi geografis negara Indonesia. Selain itu melalui sektor ini banyak menghasilkan lapangan pekerjaan yang menampung pekerja Indonesia untuk bergelut di bidang jasa.
BKPM mencatat realisasi modal yang masuk hingga September 2017 sebesar Rp 513,2 triliun. Nilai tersebut mencapai 75 persen dari total target investasi sepanjang tahun ini sebesar Rp678,8 triliun. Pertumbuhan investasi tahunan berhasil mencapai lebih dari 10 persen.
BKPM pun menargetkan realisasi investasi tahun 2018 sebesar Rp765 triliun. Nilai ini naik 12,7 persen dari target tahun ini yang dipatok sebesar Rp678,8 triliun.
Meski demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa angka ini masih sangat kecil dibandingkan negara tetangga yang investasinya mampu tumbuh 30-40 persen. "Presiden tidak puas dan meminta agar Indonesia bisa lebih bersaing dalam hal investasi," kata Thomas.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, untuk menunjang minat investor datang ke Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Maritim bakal melakukan pertemuan dengan sejumlah lembaga rating internasinal seperti SnP dan Morgan Stanley. Dalam pertemuan ini akan dipaparkan kinerja pemerintah dalam menjelaskan mengenai kemudahan berusaha yang teah dijalankan Indonesia.
"Ada one-on-one (pertemuan). Jadi kita melakukan roadshow ke investor dan rating agency agar mereka kenal mengenai Indonesi dan regulasi yang diperbaiki," ujar Airlangga.