Kamis 04 Jan 2018 14:49 WIB

NTB Bertekad Jadi Sentra Pertanian Indonesia Timur

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto udara hamparan lahan pertanian padi di kawasan persawahan Kabupaten Lombok Barat, NTB, Senin (25/5).
Foto: Antara
Foto udara hamparan lahan pertanian padi di kawasan persawahan Kabupaten Lombok Barat, NTB, Senin (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bertekad menjadi sentra sejumlah kebutuhan bahan pokok dan hasil pertanian serta perkebunan bagi kawasan Indonesia timur. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, hal ini bukan sesuatu yang mustahil jika melihat arah kebijakan pemerintah pusat dengan program tol laut.

Gita menjelaskan, di luar tambang, sektor pariwisata masih bercokol sebagai peringkat teratas dalam sisi investasi di NTB. Sedangkan pertanian berada di posisi kedua dan belum terlalu banyak dilirik para investor. Padahal, kata Gita, NTB merupakan daerah dengan tingkat produksi sektor pertanian yang cukup tinggi. Sejumlah alasan mengemuka, antara lain kendala pada distribusi dan belum industrialisasi sektor pertanian di NTB.

"Produksi pertanian, ujung-ujungnya jalur distribusi, pertama kita belum pada industrialisasi, buktinya Jagung, Tomat, dan Stroberi di Sembalun dibawa ke Jawa, andai di Sembalun ada pabrik selai dan jus misalnya, itu lah industrialisasi," ujar Gita di KantorDPMPTSP NTB, Jalan Udayana, Mataram, NTB, Kamis (4/1).

Gita menilai, kendala-kendala ini yang pada akhirnya membuat potensi sektor pertanian di NTB belum tergarap maksimal. Kondisi ini juga membuat investor berpikir untuk menanamkan modalnya pada bidang pertanian di NTB.

"Makanya Pak Gubernur bilang khatam urusan produksi (pertanian) kita, pintar sudah, tapi ada kelanjutannya. Nah industrialisasi dan hilirasasi sektor pertanian ini kuncinya," kata Gita.

Gita optimistis keadaan ini akan berubah ke depan dengan adanya kebijaan tol laut yang diyakini menghidupkan sentra-sentra produksi dan hilirisasi di luar Jawa, termasuk di NTB. Gita mencontohkan, di Pulau Jawa, produksi, industri, dan pasar berada dalam satu tempat.

"Itu makna strategis tol laut ke depan. makanya kita ingin tarik (investor) ke sini. Kita ubah mindset, produksi, kemas di sini dan penuhi pasar Indonesia Timur," kata Gita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement