Selasa 02 Jan 2018 11:16 WIB

Pembukaan Perdagangan Saham 2018, IHSG Dibuka di Level 6.363

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Karyawan berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/12).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada level 6.363,29 pada pembukaan perdagangan saham 2018, Selasa (2/1). Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2018 dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Main Hall Gedung BEI, Jakarta. 

IHSG di hari pertama tahun 2018 menguat dibandingkan penutupan perdagangan 2017 yang berada di level 6.355,65. Dalam sambutannya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan Industri Pasar Modal Indonesia telah menorehkan kinerja yang cukup menggembirakan pada 2017.

 

"IHSG mampu tumbuh sebesar 19,99 persen dan ditutup di level 6.355,65 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia serta menjadi pertumbuhan yang tertinggi keempat di bursa efek utama kawasan Asia Pasifik," jelasnya.

Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari dukungan dari Pemerintah dan seluruh pemangku kepentinga. Baik di sektor riil, di bidang ekonomi dan juga di sektor keuangan di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden dalam membangun kepercayaan investor dan pelaku pasar modal terhadap fundamental serta prospek ekonomi Indonesia.

Wimboh menjelaskan, pemanfaatan Pasar Modal sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang baik untuk pembiayaan infrastruktur, investasi swasta maupun pembiayaan program-program strategis pemerintah lainnya terus mengalami peningkatan. Bahkan pada 2017 lalu diperkirakan dapat mengimbangi penyediaan pembiayaan dari perbankan yang masih belum sesuai dengan harapan.

"Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk terus membangun kredibilitas dan pendalaman pasar modal kita sehingga ke depannya pasar modal Indonesia menjadi lebih berperan lagi dalam menggerakkan roda ekonomi nasional dan lebih berdaya saing di kancah global," imbuhnya.

Wimboh menambahkan, OJK memiliki komitmen yang besar untuk lebih mengoptimalkan peran Pasar Modal dalam mendukung pembangunan nasional melalui berbagai kebijakan penyempurnaan infrastruktur dan perluasan instrumen pasar modal, serta dengan dukungan perbaikan fundamental ekonomi melalui berbagai kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia. "Dan kita tentu juga berharap bahwa kita akan menyaksikan pencapaian rekor baru kinerja pasar modal kita pada akhir tahun 2018 nanti," harapnya.

Dia berharap, kehadiran Wakil Presiden Jusuf Kalla dapat memberikan motivasi dan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar dalam menyongsong tahun 2018. Serta lebih menguatkan komitmen industri pasar modal Indonesia, untuk memberikan dukungan terbaiknya pada pembiayaan infrastruktur dan program-program ekonomi prioritas Pemerintah tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya