REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia atau Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) menyatakan investasi di bidang pariwisata Indonesia naik tajam. Hal itu karena permintaan pun meningkat.
"Maka resort dibangun. Restoran dan hotel-hotel baru semakin banyak bermunculan," ujar Ketua Umum Asita Asnawi Bahar kepada Republika, Jumat, (29/12).
Ia menjelaskan, di beberapa kota seperti Bandung dan Yogyakarta sebenarnya sudah dimoratorium agar tidak ada hotel baru dibangun. "Tapi tetap saja orang bangun hotel. Hal ini menandakan industri pariwisatanya tumbuh," tutur Asnawi.
Dibandingkan tahun sebelumnya, kata dia, industri pariwisata dalam negeri memang tumbuh pesat tahun ini. Target Kementerian Pariwisata sebanyak 255 juta wisatawan nusantara lakukan perjalanan pun menurutnya sudah tercapai bahkan melebihi angka tersebut.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama periode 2010 sampai 2016, investasi di sektor pariwisata tumbuh rata-rata 20 persen per tahun. Dengan menyerap tenaga kerja hingga 221 ribu.
Pada semester I 2017, total realisasi investasi pariwisata menembus 929,14 juta dolar AS. Nilai itu tumbuh 37 persen dari realisasi investasi pariwisata pada periode sama tahun lalu.