Jumat 29 Dec 2017 22:07 WIB

IHSG Catat Rekor Selama 2017, Apa Saja?

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sambutan dalam penutupan bursa efek indonesia tahun 2017 di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan sambutan dalam penutupan bursa efek indonesia tahun 2017 di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rekor tertinggi di level 6.355,65 pada penutupan perdagangan saham 2017, Jumat (29/12). Seremonial penutupan perdagangan saham 2017 dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo di gedung Bursa Efek Indonesia.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, mengatakan pasar modal berkontribusi sebesar 11 persen terhadap penerimaan pajak tahun 2017. Terdapat 368 komunitas investor di Indonesia yang membantu membangun pasar modal Indonesia.

Menurutnya, tahun 2017 merupakan tahun yang mencerminkan keceriaan, kebahagiaan, dan kebanggaan dari para pelaku pasar modal. Hal tersebut tercermin dari peningkatan jumlah investor sebesar 44 persen dalam dua tahun terakhir menjadi 1,12 juta investor. Peningkatan jumlah investor diikuti kenaikan nilai investasi investor domestik yang mencapai Rp 340 triliun sepanjang 2017.

"Selain itu selama 2017 ini terdapat 37 Perusahaan Tercatat yang melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) di BEI yang merupakan tertinggi di BEI dalam 23 tahun terakhir, serta yang terbanyak di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara," ucap Tito.

Investor asing juga masih menetapkan investasinya di Indonesia, yang mana investor asing hanya merealisasikan 15 persen dari total kenaikan investasinya sebesar Rp 261 triliun.

Tito menyebut, terdapat sedikitnya 21 pencapaian BEI dalam dua tahun terakhir yang merupakan cerminan dari kedewasaan serta refleksi dari jumlah daun di logo Yuk Nabung Saham.

Sejumlah capaian tersebut antara lain, IHSG tertinggi di level 6355,65, kapitalisasi pasar tertinggi mencapai Rp 6.993 triliun, return tertinggi dalam 10 tahun terakhir mencapai 286 persen, rata-rata nilai transaksi harian tertinggi sebesar Rp 7,52 triliun, jumlah emiten baru terbanyak sejak 1994 yakni 37 emiten, jumlah investor pasar modal yang mencapai 1,12 juta investor, kontribusi pasar modal terhadap pajak yang lebih dari 10 persen, serta tingkat kepuasan stakeholder sebesar 78 persen berdasarkan survei Nielsen 2017.

Pencapaian pada 2017 juga diikuti oleh peningkatan literasi pasar modal yang berdasarkan survei Nielsen. Literasi pasar modal meningkat dari 4,3 persen pada 2016, menjadi 15 persen pada 2017. "Peningkatan ini salah satunya dihasilkan dari Kampanye Yuk Nabung Saham yang terus BEI tingkatkan sejak 2015," kata Tito.

Aktivitas perdagangan di BEI juga mengalami peningkatan yang tercermin dari kenaikan frekuensi perdagangan yang tumbuh hampir 20 persen dan menjadikan likuiditas perdagangan saham BEI lebih likuid di antara bursa-bursa lainnya di kawasan regional Asia. Pada saat yang sama, jumlah dana yang berhasil dihimpun juga mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai lebih dari Rp 802 triliun. Dana tersebut berasal dari IPO, penerbitan penambahan saham baru (rights issue), konversi waran, sekuritisasi aset dan penerbitan obligasi pemerintah, BUMN maupun swasta.

Menurut Tito, seluruh pencapaian tersebut tidak lepas dari kerja keras, dan sinergi dari seluruh pelaku industri Pasar Modal Indonesia, serta dukungan dari berbagai kebijakan strategis yang telah diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah Republik Indonesia (RI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement